49. Jiwa Bar-bar Alifa

8.9K 382 1
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

Hidup itu seperti jalan yang berliku
Semua yang engkau lakukan akan kembali padamu
Jadi lakukan apa yang indah untuk menuai apa yang indah

Coretan Seseorang
━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

Alifa tidak mengetahui bahwa suaminya seorang arsitektur handal dan terkenal hingga ke luar negri. Selain itu Gus Akram juga memiliki usaha butik pakaian syar'i dan beberapa percetakan. Bahkan satu butiknya sudah dialihkan atas nama Alifa. Namun sengaja Gus Akram tidak memberitahukan kepada Alifa karena menurut Gus Akram belum saatnya Alifa mengetahui semuanya.

Jangankan menceritakan usahanya, mengobrol tentang statusnya saja masih bisa dibilang jarang apa lagi kalau sedang berada di pesantren, mana bisa mereka berdua leluasa seperti sekarang ini.

Mau bertemu saja sangat terbatas waktunya. Gus Akram sudah tidak sabar ingin melihat Alifa cepat menyelesaikan sekolahnya sehingga bisa mempublikasikan pernikahan nya. Dengan begitu Gus Akram memiliki banyak waktu bersama Alifa.

Selesai makan disebuah Restauran yang berada di mall tersebut, Alifa meminta izin untuk pergi ke toilet.

"Gus saya mau ke toilet dulu" izin Alifa tanpa berani menatap suaminya.

"Perlu saya antar?" Gus Akram justru menanggapi dengan candaan.

"Ini ke toilet Iho Gus" protes Alifa sambil berdiri

"Iya saya tahu, barangkali kamu butuh teman, saya siap menemani meskipun ke toilet" Gus Akram semakin suka menggoda istrinya.

Tanpa mengatakan sepatah katapun Alifa berlalu begitu saja menuju toilet, tidak akan ada habisnya menanggapi kejahilan suaminya nya, bisa-bisa Alifa kencing di celana.

Begitu kembali dari toilet, langkah Alifa terhenti begitu melihat suaminya sedang berbincang-bincang dengan pria paruh baya dengan sorban menyempit dipundaknya, disampingnya ada wanita paruh baya berbadan gemuk memakai hijab besar, namun masih terlihat cantik diusianya yang sudah lanjut.

Alifa ragu apakah dirinya harus menghampiri suaminya atau tidak, Alifa takut menganggu obrolan mereka. Akan tetapi Alifa merasa penasaran dengan obrolan mereka yang terlihat hangat

Alifa menatap meja kosong yang berada di belakang Gus Akram. Alifa memilih duduk disitu dengan posisi saling memunggungi, namun bisa mendengar dengan jelas obrolan mereka.

"Kamu ini tambah ganteng aja, makanya saya berniat jodohin kamu sama putriku, kebetulan dia baru saja menyelesaikan studinya di Arab, cocok lah kalian jika menikah" ucap wanita paruh baya pada Gus Akram.

"Bener Gus, kebetulan putri saya sedang berada disini, mungkin kalian bisa ngobrol supaya bisa saling mengenal"  pria paruh baya ikut menimpali ucapan istrinya.

"Tapi" belum juga Gus Akram menyelesaikan ucapan nya, kedua orang yang berada di depannya menyambut kedatangan putrinya yang baru saja muncul.

"Sudah selesai belanjanya?" tanya ibunya

"Sudah Bu" jawab wanita tersebut sambil tersenyum melirik Gus Akram "siapa dia tampan banget? kok ibu sama bapak bisa kenal" batin Icha

"Owh iya Cha,  kenalin ini Gus Akram putra dari Abah Abdullah pemilik pesantren AN-NUR. Abah Abdullah sahabat ayah kamu" ucap sang ibu "Dia lulusan Kairo"

"Wah senang bisa berkenalan dengan anda Gus, kenalin saya Raisya bisa dipanggil icha" Icha dengan senang hati memperkenalkan dirinya pada sosok pria tampan yang beradadi hadapannya.

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang