📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍
Engkau bisa menunda untuk berubah karena banyaknya urusan, namun hidup tak akan pernah menunda urusannya untuk menunggu engkau berubah.
(Ahli Hikmah)
━━━━━━━━━━━━━" Happy reading "
________________Waktu sholat Maghrib telah tiba, Barata mengajak menantunya untuk sholat berjamaah di masjid Komplek, dan benar sesuai dengan dugaan Barata. Gus Akram kembali di tahan oleh jamaah warga komplek untuk kembali mengisi tausiah hingga menjelang isya.
Pembawaannya yang mudah dipahami dan terdengar sangat merdu ketika melantunkan ayat-ayat Allah, membuat para jamaah merasa puas, dan terharu. Bahkan mereka mendadak ngefan's berat pada Gus Akram.
Kebanyakan warga komplek tersebut sebagian besar para pengusaha sukses, ada juga yang menjadi pejabat negara. Gus Akram yang sudah terbiasa menghadapi kalangan menengah keatas pun dengan santai menjawab pertanyaan dari para jamaah satu persatu.
Bahkan ada yang menawarkan supaya Gus Akram mengisi kajian di perusahaan nya setiap satu minggu satu kali. Gus Akram akan menyesuaikan jadwal tersebut dengan kegiatan di pesantren, sehingga Gus Akram belum bisa mengiyakan permintaan tersebut.
Begitu pulang dari Masjid, Gus Akram menghentikan langkahnya begitu mendengar suara tawa sang istri yang terdengar hingga ke teras rumah Alifa. Sayub-sayub Gus Akram pun mendengar suara pria yang sedang mengobrol bersama istrinya, namun yang membuat Gus Akram merasa lega, ada suara mami Kirana juga.
"Kok berhenti Gus?" tanya Barata yang berada di samping Gus Akram
"Sepertinya ada Tamu Pi"
"Kita masuk aja, biar bisa tahu siapa tamunya" ajak Barata pada menantunya.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
"Eh ada tamu"
"Om, dari masjid ya Om?" tanya Chandra "sama siapa Om?" tanya Chandra sambil tersenyum menatap Gus Akram.
"Iya dari masjid, kenalin beliau Gus Akram putra dari kiyai Abdullah pemilik pesantern tempat Zea mondok. Kebetulan Gus Akram baru saja mengisi tausiah di Masjid kita" ucap Barata lalu ikut bergabung bersama Chandra.
"Wah pasti jamaahnya makin ramai Om"
"Tentu saja"
Gus Akram menyambut uluran tangan Dokter Chandra. Entah mengapa Gus Akram tidak suka dengan kehadiran Chandra. Meskipun Gus Akram tahu bahwa Dokter Chandra dan istrinya hanya sebatas teman.
"Eh kalian sudah kembali dari masjid?" Ucap mami Kirana yang baru kembali dari arah dalam "kalau begitu kita makan malam bareng yuk kebetulan Bibik Yanti sudah menyiapkan semuanya" ajak mami Kirana
"Wah jadi ngerepotin tante?" basa-basi Dokter Chandra
"Enggak ada kata-kata repot, kebetulan kamu sudah lama banget enggak makan disini, mungkin sejak kamu kuliah ke luar negeri ya? Tante sampai lupa karena terlalu lama" ucap Kirana
"Iya Tante, kebetulan aku juga sudah kangen sama masakan rumah ini" jawab Chandra lalu mereka semua menuju ke ruang makan. Termasuk Alifa dan Gus Akram.
"Seneng banget, diapelin sama mantan" bisik Gus Akram pada Alifa, kebetulan mereka berdua berjalan paling belakang.
"Ih apaan sih Gus, Gus cemburu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah
RomanceAkram Nur Azmi adalah seorang putra dari pemilik pondok pesantren AN-NUR , dia memiliki sikap yang sangat baik, bahkan jadi panutan semua santri maupun santriwati di pondok pesantren nya. Sikapnya yang cuek kepada wanita justru membuat dirinya di ka...