32. Melirik Dalam Diam

10.6K 474 13
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

"Harapan dan jalan menuju kesuksesan selalu datang untuk mereka yang ingin bekerja keras meraih impian dan selalu berdoa serta ikhtiar tanpa mengenal kata menyerah"

nengrifaa_
━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

Hari ini jam pelajaran pertama di kelas Alifa adalah mata pelajaran bahasa Arab. Awalnya Alifa santai karena biasanya guru bahasa Arab adalah ustazah Anisa. Tapi kali ini Alifa mendadak tegang. begitu melihat Gus Akram memasuki ruang kelasnya sambil menenteng buku cetak bahasa Arab

Tika menyikut-nyikut lengan Alifa, begitu mengetahui Gus akram masuk keruang kelasnya "Fa, ada suami Fa" goda Tika membuat Alifa tidak nyaman.

"Assalamu'alaikum, selamat pagi anak-anak" sapa Gus Akram

"Wa'alaikumsalam" kompak para santri

"Wa'alaikumsalam pak suami" bisik Tika ditelinga Alifa membuat Alifa gemes sehingga mencubit lengan Tika, hingga Tika meringis kesakitan.

"Aw, sakit Alifa"

"Makanya jangan berisik"

"Siapa yang berisik, aku cuman bisik-bisik"

"Sama aja, berisik dikuping aku"

Merekaberdua asik berdebat, bahkan tidak menyadari tatapan tegas Gus Akram mengarah kepada mereka berdua.

"Ekhem-ekhem, bagi kalian yang masuh mau bercanda di jam pelajaran saya, silahkan keluar dari kelas ini" tegas Gus Akram, Alifa dan Izah seketika terdiam dengan wajah yang memucat karena sangat takut melihat kemarahan Gus Akram.

Selain terkenal dingin, Gus Akram juga terkenal tegas, beliau tidak segan-segan memberikan hukuman pada santri yang melanggar tanpa terkecuali.

"Oke, saya lanjutkan, mungkin kalian bertanya-tanya kenapa saya berada dikelas kalian. Saya berdiri disini, untuk menggantikan Ustazah Anisa, karena beliau sedang mendapatkan giliran perputaran Guru disekolah formal, sehingga saya menggantikan beliau untuk mengajarkan mata pelajaran bahasa Arab, seperti sebelumnya"

"Sekarang buka buku paket kalian, buka halaman sepuluh, perhatikan baik-baik saya akan menerangkan, bagi yang belum paham boleh bertanya"

Sepanjang Gus Akram menjelaskan materi pada para santri, sesekali Gus Akram diam-diam melirik pada Alifa. Begitupun sebaliknya sesekali Alifa melirik Gus Akram.

"Kenapa semakin tampan aja sih dia?" apalagi kalau lagi serius, aura ketampanannya semakin terpancar" batin Alifa memuji ketampanan Gus Akram sambil tersenyum, sementara jantungnya jangan ditanya, sudah pasti berdebar-debar dengan hebat.

"Senyumnya manis banget sih, rasanya pengin ngurung dia seharian dikamar" batin Gus Akram begitu tidak sengaja melihat Alifa yang tertunduk sambil tersenyum.

"Ya Allah, ternyata senikmat ini, memandang wajah cantik wanita yang sudah halal" batin Gus Akram.

Selesai menerangkan Gus Akram memberikan tugas pada para santri untuk mengerjakan soal harian.

"Setelah selesai mengerjakan, kalian boleh mengumpulkan jawabannya ke depan, dan untuk Alifa, tolong antarkan lembar jawab para santri keruangan saya"

Deg

Tika semakin gencar menggoda Alifa, sementara Alifa sendiri jantungnya semakin berdebar-debar tidak karuan.

"Diam tik, kalau ada yang dengar bisa gawat"

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang