44. Kunjungan Alifa Dan Akram Ke Istana Barata

9.9K 396 1
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

*Sayangi dirimu..*
*Allah memperpanjang usiamu kerana Allah masih ingin kamu bertaubat dan kembali kepada-Nya dalam keadaan yang bersih..*
*Maka gunakan lah umurmu dalam kebaikan.*

*#Habib Ali Alkaff ✨*
━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

Mobil SUV berwarna hitam memasuki perumahan elit dan berhenti tepat di depan gerbang yang menjulang tinggi, Gus Akram berniat turun dari mobilnya namun dicegah oleh Alifa "Biar saya saja Gus yang turun" tanpa menunggu jawaban dari Gus Akram, Alifa segera turun menuju gerbang.

"Pak Sarjo buka gerbangnya" teriak Alifa sambil melambaikan tangannya pada pria yang menggunakan pakaian satpam.

"Eh Non Zea, bener ini Non Zea?" ucap pria tersebut tergopoh-gopoh menuju ke pintu gerbang.

"Iya pak ini aku Zea,masak lupa sama Zea sih"protes Alifa

terdengar manja ditelinga Gus Akram. "Enggak lupa non, tapi saya takut salah lihat karena penglihatan bapak suka terganggu" canda pak Sarjo sambil tertawa. Pak Sarjo bekerja sebagai satpam dirumah Alifa sejak Alifa masih kecil hingga sekarang, sehingga Alifa sangat akrab pada pak Sarjo dan pekerja rumah lainnya.

Gus Akram melajukan mobilnya menuju carport yang berada disamping rumah Alifa. Setelah selesai memarkirkan mobilnya Gus Akram menatap Alifa yang masih asik ber bincang-bincang dengan pak Sarjo, sesekali Alifa tertawa, entah apa yang sedang dibicarakan mereka berdua, Gus Akram hanya bisa melihat dari jarak jauh, sambil menatap wajah Alifa yang terlihat ceria, baru pertama kali Gus Akram melihat Alifa seceria ini..

"Non itu siapa? Sepertinya sedang menunggu non Zea" ucap pak Sarjo sambil mengarahkan dagunya kearah Gus Akram yang masih berdiri di teras.

"Oh itu Gus Akram pak, putra dari kiyai Abdullah, sudah dulu ya pak, Zea mau masuk dulu, nanti kita cerita-cerita lagi" teriak Zea sambil tersenyum bahagia.

"Habis ngobrolin apasih? serius banget" tanya Gus Akram pada Alifa

"Ada deh, kenapa Gus enggak masuk duluan?"

"Nungguin kamu, masak iya aku biarin istriku berduaan sama pria lain"

"Gus cemburu?" Tanya Alifa sambil mengulum senyum

"Enggak, ngapain cemburu sama bapak-bapak tua" elak Gus Akram

"Yakin engak cemburu?"

"Enggak, masih gantengan aku juga, kenapa harus cemburu"

"Ih dasar Gus suka narsis" ucap Alifa lalu membuka pintu rumahnya tanpa memencet bel terlebih dahulu. Gus Akram mengikuti langkah Alifa.

"Assalamu'alaikum, mami, papi, bibik" teriak Alifa membuat Gus Akram menggelengkan kepalanya melihat tingkah istrinya yang sangat berbeda ketika berada di pesantren yang terlihat pendiam dan kalem.

"Mami, Papi, Bibik, Zea datang, kalian dimana?" teriak Zea sambil terus melangkah masuk kedalam rumahnya yang cukup besar.

"Jangan teriak-teriak malu sama mami" Gus Akram berusaha mengingatkan pada Alifa.

"UPS aku lupa kalau ternyata ada Gus disini" canda Alifa membuat Gus Akram mencubit hidung istrinya dengan gemas.

"Masyaallah beneran ini non Zea? Bibik enggak salah lihat kan?" Tanya wanita paruh baya yang memakai seragam pelayan. Bukannya menjawab Alifa justru berlari menghambur kepelukan Bibi Yanti.

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang