8. Hukuman Untuk Alifa Dari Gus Akram

12.2K 471 1
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

“Menasehati semata adalah wujud cinta. Bukan berarti yang menasihati lebih mulia dari yang dinasihati. Menasihati adalah cara persahabatan yang ingin kekal hingga ke syurga.”

🌹Ustadzah Syarifah Aminah Al-Attas🌹

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
_______________

Malam harinya Alifa tidak menyetorkan hafalan kepada ustadzah seperti biasanya, bukan nya tidak hafal, akan tetapi Alifa sengaja melakukannya supaya mendapatkan hukuman dari pengurus santri putri karena sudah melanggar peraturan yang berlaku.

Dan benar keinginan Alifa tercapai, Alifa mendapatkan hukuman untuk menulis kalimat, saya tidak akan mengulangi nya lagi. Sebanyak dua puluh kertas folio, setelah selesai wajib meminta tanda tangan dari pengasuh pondok yang tak lain adalah kiyai Abdullah. Beruntung kiyai Abdullah sedang pergi keluar kota, sehingga tugas beliau diambil alih sementara oleh putranya yang tak lain adalah Gus Akram.

Alifa langsung mengurungkan niatnya untuk meminta tanda tangan Gus Akram, karena tidak ingin bertemu dengan Gus sejuta umat, akhirnya Alifa mendapatkan teguran dari pengurus santri putri.

Bahkan hampir setiap hari Alifa melakukan pelanggaran dipesantren. Tika sebagai teman dekat Alifa merasa heran dengan perubahan sikap Alifa, yang tadinya penurut, justru sekarang lebih sering melanggar.

Ustadzah yang bertugas mengurus santri putri pun merasa kewalahan menghadapi Alifa yang selalu berbuat ulah lagi, lagi dan lagi.

Seperti hari ini kebetulan Gus Akram mengajar dikelas MA a1, dimana kelas tersebut ada Alifa didalamnya. Sepanjang Gus Akram menjelaskan materi bahasa arab, semua santri sangat antusias mendengarkan penjelasan dari Gus idola mereka, bahkan penyampaian nya yang sangat mudah untuk dipahami. Namun berbeda dengan Alifa yang memilih tidur ber-berbantal-kan meja sebagai tumpuan kepalanya.

Sudah berulang kali tika berusaha membangunkan Alifa, namun Alifa tetap tertidur, entah karena pura-pura atau tiduran saja, hanya Alifa yang tahu.

"Untuk pelajaran bahasa arab dicukupkan sampai disini, kita lanjutkan dua hari kedepan untuk ulangan. Bagi santri yang tidak mengerjakan tugas hari ini, untuk ketua kelas segera laporkan kepada saya."

"Hanya Alifa Gus, yang tidak mengerjakan tugas hari ini." Jawab santri yang bertugas mengumpulkan tugas hari ini

Gus Akram menatap kearah Alifa yang masih tertidur. "Suruh dia menghadap ke saya di Ndalem kalau sudah bangun." Ucap Gus Akram lalu mengucapkan salam dan meninggalkan kelas tersebut.

Kabar perubahan sikap Alifa pun terdengar sampai ke telinga ummi Nurul, karena para ustadzah setiap hari membahas santri tersebut.

"Le, kamu yakin mau meneruskan niat kamu sama santri itu..?" Tanya ummi Nurul saat mereka makan siang bersama.

"Kalau dilanjutin nanti bikin malu kita mas." Aisyah ikut menimpali ummi Nurul

"Akram sangat yakin ummi, hilalnya sudah mengarah ke dia." Jawab Gus Akram dengan tegas

"Tapi Le, dia itu tiap hari bikin masalah, ustadzah Ani saja sampai kewalahan menghadapi sikapnya."

"Sabar mik,.." hanya kalimat itu yang keluar dari bibir Gus sejuta umat

"Kalau Abah tahu pasti bakal kecewa Le."

"Mungkin ini ujian Akram untuk membimbing nya." Jawab Akram

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang