89. Jangan Marah Maka Surga Bagimu

8.8K 326 4
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

"Jangan kau iri kepada seorangpun atas sebuah nikmat karena kau tidak tahu apa yang akan Allah ambil darinya dan jangan bersedih atas sebuah musibah, sebab kau tidak tahu apa yang akan Allah hadiahkan untukmu. Maka selalu ucapkan Alhamdulillah."

~Syeikh Mutawalli Asy Sya'rawi
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

"Aw" pekik Alifa begitu Gus Akram tanpa sengaja menyenggol lutut Alifa.

"Ada apa dek? kamu kenapa?" Panik Gus Sambil menatap istrinya.

"Enggak papa mas" Alifa sengaja menutupi kejadian tadi siang.

"Enggak papa bagaimana, barusan adek memekik kesakitan lho? apanya yang sakit? adek terluka?"

"Aku baik-baik aja mas. Cuman lecet sedikit kok"

"Lecet? apanya yang lecet?" Gus Akram terkejut mendengar penuturan dari istrinya.

"Ya ampun mas. Enggak usah panik gitu! cuman lecet sedikit mah enggak papa" Alifa berusaha mengurangi kecemasan suaminya, toh bagi dirinya hal seperti itu sangat wajar.

"Jangankan lecet dek. Kamu digigit nyamuk aja, mas enggak rela" mungkin terkesan lebay namun bagi Gus Akram itu bentuk rasa sayang yang begitu besar pada istrinya.

Alifa terharu melihat suami nya yang begitu perhatian padanya "mana mas lihat yang sakit" Gus Akram memaksa Alifa untuk menunjukan letak bagian tubuh yang sakit.

"Di lutut mas, tapi cuman sedikit kok" Alifa merasa sungkan jika harus menunjukkan lututnya dengan luka yang tidak seberapa. Tanpa menunggu lama Gus Akram menyingkap gamis Istrinya nya, kebetulan Alifa sedang duduk di ranjang sambil selonjora.

"Eh... eh Gus mau ngapain?" Alifa panik bukan main begitu melihat suaminya menyingkap gamis hingga ke lutut, bahkan Alifa berusaha menghindar dan menutup kembali kakinya dengan gamisnya.

"Kok mau ngapain, ya mau lihat luka adek"

"Enggak usah dilihat, Mas" tolak Alifa dengan tegas.

"Kalau infeksi bagaimana? mas enggak mau ya adek kenapa-napa" Gus Akram tetap kekeh ingin melihat lukanya, dengan gerakan sedikit memaksa Gus Akram menyingkap gamis Alifa hingga terlihat dengan jelas lutut nya yang memar. Tentu saja Alifa merasa malu, pahanya terlihat oleh suaminya, bahkan Alifa meriahan gamis bagian atas, khawatir Gus Akram akan melakukan hal yang tidak diinginkan.

"Astaghfirullah haladzim, ini luka kayak gini, adek bilang cuman lecet sedikit kok bisa sampai begini? adek jatuh?" Gus Akram nampak serius menatap luka Alifa, akan tetapi Alifa gagal fokus karena tangan Gus Akram menyentuh bagian atas lututnya sehingga tubuhnya Alifa menegang.

"Dek, mas tanya ini lho, kok bisa seperti ini?" ulang Gus Akram karena melihat istrinya yang terdiam tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan darinya.

"I-iya mas tadi jatuh" Alifa tergagap sambil menahan debaran jantungnya yang semakin menggila.

Tiba-tiba Gus Akram berlalu tanpa mengatakan sepatah katapun "ih dasar Gus aneh, sudah bikin tegang malah ditinggal begitu aja. Gus pikir aku enggak malu apa, disentuh sentuh kayak tadi, mana pahanya kelihatan" gerutu Alifa sambil menutup kembali lututnya dengan selimut.

"Kok ditutup lagi? kan mau mas obati" tiba-tiba Gus Akram sudah masuk kedalam kamar kembali sambil membawa kotak P3K. Dengan penuh ke hati-hati'an Gus Akram membersihkan luka Alifa dengan Alkohol, lalu meneteskan Betadine, kemudian ditutup dengan kain kasa, dan diberi plaster.

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang