17. Kue Pertama Buatan Sang Bidadari

10.1K 472 12
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

Kerugian terbesar adalah kerugian waktu yang bukan dalam ketaatan, maka janganlah engkau lewatkan menit-menit usiamu kecuali pada apa yang bermanfaat untukmu.

Pena Seseorang
━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
_______________

Segan, begitulah yang dirasakan seorang santri jika berhadapan langsung dengan gurunya. Alifa merasa gugup ketika sudah berada di dapur bersama ummi Nurul, sementara Ning Aisyah adik dari gus Akram entah di mana keberadaannya setelah menyimak hafalannya tadi.

"maaf ya, ummi jadi ngerepotin kamu" ummi Nurul menyiapkan mixer dan perlengkapan lainnya

"mboten nopo ( tidak apa apa ) ummi" Alifa merasa gugup bukan main, bingung harus bantu apa, sementara dirinya belum pernah sama sekali terjun ke dapur langsung. Sebagai Putri seorang pengusaha sukses, Alifa terbiasa dilayani oleh art sehingga tidak tahu menahu soal dapur

"tapi maaf umi, saya tidak bisa buat kue" Alifa memberanikan diri untuk jujur

"tidak masalah kamu cukup bantu umi, sekaligus melihatnya, nanti lama-lama juga pasti kamu bisa"

"Enggih ummi."

Adonan pertama ummi Nurul yang membuatnya, Alifa hanya memperhatikan sambil mengingat bahan-bahan yang diperlukan dan ukuran bahan-bahannya.

Adonan kedua, umi Nurul menyerahkannya pada Alifa. Meskipun tidak yakin dengan hasil buatannya, namun Alifa tidak menolak perintah dari umi.

Dan benar adanya hasil adonan kue buatan Alifa ternyata bantat, teksturnya keras. Alifa merasa tidak enak pada umi Nurul "tidak masalah kamu coba lagi ya, adonan selanjutnya." Jawab umi Nurul ketika Alifa meminta maaf karena hasil buatannya tidak sesuai dengan harapan

"Tapi umi, nanti kalau bahannya kurang bagaimana? Alifah takut gagal lagi" ucap Alifa nampak ragu

"Tidak masalah, umi juga dulu waktu masih latihan sempat berpikir sama seperti kamu, tapi setelah mencoba lagi dan hasilnya bagus umi senang sekali, bahkan setiap hari umi bikin kue, sampai-sampai eyangnya Aisyah merasa bosan karena setiap hari makan kue buatan umi, dan akhirnya kue-kue itu dibagikan ke tetangga" Alifa tersenyum terharu mendengar cerita dari umi Nurul. Dan Alifa pun melanjutkan adonan selanjutnya

"Alhamdulillah, hasilnya bagus lif teksturnya juga lembut" puji umi Nurul begitu kue buatan Alifa sudah matang

"Alhamdulillah berarti yang tadi sepertinya Alifa kebanyakan naruh tepungnya umi, pantas saja kuenya bantat"

"Nah itu kamu tahu di mana letak kesalahan kamu, memang begitulah cara membuat kue, jangan putus asa ketika hasil awal gagal. Kita harus mencobanya lagi"

Alifa pun merasa senang, untuk pertama kalinya bisa membuat kue, dari sini Alifa baru menyadari bahwa umi Nurul sosok yang menyenangkan.

"Terima kasih banyak umi, sudah mengajarkan banyak pada Alifa"

"Sama-sama, besok-besok kita bikin kue yang lain lagi, sekarang kamu cobain kue buatan kamu!" umi Nurul memotongkan kue lalu diberikan pada Alifa

"Tapi umi, nanti kalau kurang bagaimana? Katanya buat nyuguh tamunya umi"

"Insya Allah tidak kurang, kan kita masih mau bikin dua adonan lagi" jawab umi Nurul

Alifa pun mencoba hasil kue buatannya, Alifa tersenyum ada rasa bangga di hatinya karena berhasil membuat kue.

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang