11. Pertemuan Dengan Dokter Chandra

10.8K 424 23
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

"Kecantikan wajah akan lapuk dimakan usia. Keindahan rupa memudar seiring masa. Tapi indahnya pekerti, cantiknya hati akan tetap abadi."

[Ustadzah Halimah Alaydrus]
━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
_____________

"Kamu sudah sholat isya..?" Bukannya menjawab justru Gus Akram malah bertanya kepada Tika.

"Belum Gus." Jawab Tika sambil menunduk

"Kalau gitu sholat dulu sana. Teman kamu biar saya yang jagain biar gak kabur" ucap Gus Akram sambil meletakkan kantong plastik di atas nakas

"Fa, aku tinggal sholat dulu ya! Nanti ceritain ke aku ya! Gimana rasanya satu ruangan sama Gus tampan idola sejuta umat." Bisik Tika dan seketika itu mendapatkan cubitan yang cukup keras dari Alifa

"Jangan lama-lama!" Ucap Alifa

"kalau lama mohon dimaklumi, soalnya do'a ku banyak banget, supaya kamu cepet sembuh, gak ngeyelan lagi, gak nyusahin orang lagi, gak dihukum lagi, selain itu biar cepet dapet jodoh kali ya." Tika sengaja memberikan suatu candaan. Karena merasa gemes Alifa melemparkan kotak tisu pada sahabatnya, namun dengan sigap Tika menangkapnya

"Ih KDRT kamu fa."

"Gak usah ngomongin jodoh! Jodohku belum lahir." Ketus Alifa sengaja menyindir Gus akram

"Iya deh iya, aku pamit dulu, jangan nangis loh, malu sama Gus udah gede masa masih nangis aja." Tika segera keluar dan menutup pintunya kembali sebelum mendapatkan serangan lagi dari Alifa

Tanpa mereka sadari dari tadi Gus Akram mengulum senyum melihat kejahilan Tika dan Alifa. Gus Akram duduk disofa sambil memainkan ponselnya. Sesekali melirik Alifa yang sedari tadi menghela nafas berat.

Alifa sengaja memiringkan tubuhnya memunggungi Gus Akram. ruangan mendadak hening, terasa horor. Sejujurnya Alifa sangat kesal kenapa Gus Akram masih berada di rumah sakit ini, membuatnya sangat tidak nyaman

"Seharusnya Gus pulang aja! Tidak perlu repot-repot jagain disini." Alifa memberanikan Alifa mengeluarkan uneg-uneg. Masih tetap dalam posisi yang sama, memunggungi Gus Akram.

"Saya tidak mau merepotkan banyak orang, cukup Tika aja yang saya repotkan." Imbuh Alifa

Alifa semakin kesal karena Gus Akram masih terdiam.

"Dengar tidak Gus..? Apa perlu saya pinjam toa masjid..? Supaya Gus dengar omongan saya.?" Sebenarnya Alifa tahu, sikapnya sangat tidak sopan pada putra pemilik pesantren, sekaligus gurunya. Akan tetapi Alifa terlanjur kesal

"Kamu bicara sama saya..?" Gus Akram tetap duduk di sofa sambil menatap punggung Alifa yang terbaring di atas brangkar "Saya pikir kamu bicara sama tembok, la wong menghadapnya aja ke tembok." Sindir Gus Akram sambil mengulum senyum

Sangat berbeda dengan Alifa yang rasanya ingin mencabik-cabik wajah Gus tampan sejuta umat

"Sudahlah Gus, pulang aja sana!"

"Kalau saya tidak mau terus gimana..?" Gus Akram justru menjahili Alifa

"Harus mau, kalau Gus nungguin saya, yang ada saya gak sembuh sembuh, karena Gus selalu bikin saya emosi." Entah keberanian darimana Alifa berani melawan Gus nya

"Itu kamu sama saja tidak mempercayai ketetapan Allah." Ucap Gus Akram dengan nada yang sangat lembut

Alifa memutarkan tubuhnya sehingga menghadap Gus Akram

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang