9. Keberhasilan Alifa Dalam Menyelesaikan Tugasnya

10.2K 411 7
                                    

‍‍
📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

“Setiap nafas yang kau hirup merupakan modal utama yang Allah berikan kepadamu, seharusnya kau jadikan kesempatan untuk meraih ridha-Nya.”

[Ustadzah Aminah Al-Attas]
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
_______________

"Fa, ini sudah malam loh, kamu belum mau tidur..?" Tanya Tika menatap jam dinding yang menunjukkan sudah pukul jam dua belas malam

"Kamu tidur aja dulu tik, aku belum selesai menghafal, habis subuh harus setor." Jawab Alifa tanpa mengalihkan pandanganya dari mushaf Al Qur'an. Alifa tidak mengatakan pada sahabatnya kalau dirinya mendapat hukuman dari Gus Akram. Bisa heboh nanti kalau Tika tau.

Saat ini Alifa hanya fokus pada hafalan nya, Alifa belum siap jika Gus Akram akan menghalalkan nya segera. Bila perlu Alifa malam ini tidak akan tidur demi menuntaskan hafalannya dan tugas-tugas lainnya. Niat hati ingin membuat Gus Akram merasa ilfil padanya justru Alifa yang harus terjebak rencana nya sendiri. ( senjata makan tuan )

Suara adzan subuh sudah terdengar dari pengeras mesjid yang berada dipesantren. Semua santri berhamburan berebut untuk mengambil air wudhu, berbeda dengan Alifa yang masih setia dengan hafalannya. Kebetulan dirinya belum batal sehingga tidak perlu repot-repot untuk berwudhu.

"Kamu gak tidur fa..?" Tika terkejut begitu bangun ternyata sahabatnya masih dengan posisi yang sama saat dirinya mengajak Alifa untuk tidur. Alifa hanya tersenyum lalu mulutnya komat-kamit menghafal surat Yasin beserta artinya.

Bahkan tugas yang lain belum sempat Alifa kerjakan, kemungkinan Alifa akan mengerjakannya setelah selesai melakukan setoran pada Gus Akram

Tika segera mengantri untuk berwudhu dan membiarkan sahabatnya terus menghafal tanpa berani mengomentari nya, Tika merasa kasian pada Alifa.

"Salah sendiri akhir-akhir ini kamu gak pernah setoran. Jadi gini kan." Batin Tika

****

Seluruh santri diwajibkan sholat berjamaah di mesjid utama, santri putri dan putra dipisah dengan sekat ditengah-tengah mesjid sebagai pembatas.

Alunan suara merdu sang imam dalam membacakan surah surah pendek sangat menyejukkan hati, siapapun akan menyukai suara merdu tersebut. Lagunya, makhraj nya, tajwidnya, sangat terdengar jelas dan fasih.

Para kaum hawa pun terhipnotis dengan lantunan ayat-ayat tersebut. Sudah dipastikan itu suara merdu dari Gus Akram yang sedang menjadi imam, untuk menggantikan abahnya yang masih berada diluar kota.

Selesai sholat Alifa segera menuju kesamping mesjid untuk mengambil air wudhu, karena perutnya terasa sangat sakit sehingga tidak terasa Alifa buat angin, terpaksa Alifa harus mengantri.

Gus Akram sudah siap akan menerima setoran hafalan surat Yasin dari pada santri yang kemarin di hukum olehnya. Akan tetapi Gus Akram tidak sama sekali melihat keberadaan Alifa.

"Kemana dia..? Apa mungkin dia belum hafal dan tidak akan setoran hari ini..? Bagus dong kalau gitu aku harus segera menghalalkannya, dia pikir aku hanya bercanda..?" Batin Gus Akram yang sedang mengharapkan kedatangan Alifa Zea Amanda

Setelah beberapa santri selesai setoran hafalan nya. Alifa muncul dengan wajah yang masih terlihat basah akibat terkena air wudhu.

Hati Gus Akram berbunga-bunga, ternyata dugaannya salah besar. Alifa datang untuk setoran hafalan nya. Lima belas menit kemudian giliran Alifa maju untuk setor hafalan.

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang