15. Hukuman Baru Untuk Calon Istri

9.7K 396 1
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

"Seseorang itu akan dikumpulkan dengan orang-orang yang dicintai dan hidup akan senang bila kita cinta kepada Allah dan Rasul-Nya."

~Ustadzah Afaf Sakinah Al Haddar🌹
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
______________


Sudah dua hari ini semenjak Alifa bertemu Ning Balqis, Gus Akram tidak pernah menampakkan batang hidungnya, Alifa berjalan menuju keluar pesantren karena hari ini meruphari Jum'at, hari yang ditunggu-tunggu para santri karena bisa menghirup udara segar diluar pesantren. Meskipun hanya sekedar membeli jajanan yang dijual oleh warga sekitar disepanjang jalan sekitar pesantren. Namun para santri sangat senang.

Tika sendiri mendapatkan tugas piket bergiliran untuk membersihkan kantor asatidz bersama beberapa santri lainnya, sehingga Alifa sendirian menuju keluar pesantren

"Alhamdulillah, bisa keluar juga akhirnya." Ucap Alifa sambil menatap para santri yang berlalu lalang sedang memilih berbagai kuliner yang dijual disepanjang jalan area pesantren

Namun Alifa berjalan ke arah kiri, menyusuri jalanan yang dipadati para pedagang hingga ke ujung, Alifa mengedarkan pandangan mencari seseorang namun tidak terlihat sosok yang ia cari, hingga Alifa memilih duduk disebuah gazebo yang berada ditepi jalan mengarah ke sebuah pedesaan. Dari gazebo tersebut terlihat pemandangan sawah yang terbentang luas, sangat memanjakan mata.

Semilir angin meniup wajah cantik Alifa Zea Amanda, sejenak dapat melupakan kekalutan dalam hidupnya

"Kak Zea." Teriak gadis yang berusia sepuluh tahun menggandeng anak kecil laki-laki berusia sekitar tiga tahun

Senyum Alifa mengembang, segera menyambut kedatangan gadis kecil tersebut. "Hai, kakak cari dari tadi loh. Sini duduk, gimana kabar kalian..?" Alifa berjongkok menyamakan tingginya dengan anak laki-laki kecil dengan pakaian yang terlihat lusuh

"Kak Zea sudah dari tadi..?" Tanya gadis tersebut sambil membantu sang adik duduk di gazebo

"Belum lama, kalian mau jajan apa..? Biar kakak beliin." Sudah hampir satu tahun Alifa mengenal dua bocah tersebut. Setiap hari Jum'at Alifa selalu menemui gadis tersebut.

Sementara dari sebrang jalan Gus Akram menghentikan mobilnya, karena tidak sengaja melihat Alifa yang sedang duduk sambil tertawa dengan kedua bocah asing

"Ada apa Le..?, tanya Abah Abdullah yang baru saja dijemput oleh putranya dibandara

"Itu bah." Gus Akram menunjukan jarinya ke arah Alifa

"Bukannya itu Alifa Le...?"

"Setau Abah dia anak almarhum pak Sumiran yang meninggal kecelakaan waktu itu di depan pesantren."

Gus Akram terharu melihat Alifa dengan telaten nya menyuapi anak kecil tersebut, sesekali Alifa tertawa entah apa yang sedang mereka bicarakan

"Mau sampe kapan kita disini Le..? Ummi sudah nunggu loh. Katanya kangen sama Abah."

"Bilang aja Abah yang kangen sama ummi." Canda Gus Akram sambil menyalakan mesin mobilnya, meskipun tidak rela meninggalkan pemandangan yang membuat nya penasaran

Keesokan harinya Alifa akan mengikuti ekstra kaligrafi yang diadakan untuk mengisi hari libur para santri

Tepatnya disebuah lorong Alifa bertemu dengan Gus Akram, namun Alifa sama sekali tidak menyapa bahkan nyelonong begitu saja.

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang