63. Keterkejutan Dua Ustadz Tampan

9.3K 374 7
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

من الأفضل أن تحب ولا تضطر إلى أن تكون محبوبًا

lebih baik mencintai tapi tidak memiliki dari pada memiliki tapi tidak dicintai

Tulisan Seseorang
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

Sebelum membaca, ezza mau ngasih info, untuk hari ini ezza cuma bisa up satu part. Untuk besok di usahakan up lebih banyak lagi deh :)
Yang sabar ya nunggu part selanjutnya

Selepas sholat Maghrib entah kebetulan atau bagaimana, tiba-tiba Ustadz Rizky sudah berada di samping Alifa yang masih sibuk mencari sandal jepit di teras masjid. Sementara Tika sudah tidak terlihat batang hidungnya.

"Assalamu'alaikum Alifa"

Deg

Hanya mendengar suaranya saja Alifa mendadak cemas, bahkan debaran jantungnya seakan sedang lari maraton.

"Wa'alaikumsalam" jawab Alifa tanpa menatap Ustadz Rizky, bahkan Alifa masih melirik dimana keberadaan sandalnya karena Alifa baru menemukan sebelahnya saja.

"Apa kamu sudah menerima buket-" belum selesai menanyakan pada Alifa, tiba-tiba Alifa melantunkan kalimat istighfar dengan kencang.

"Astagfirullah haladzim, maal ustadz saya buru-buru masih ada janji sama teman" Tanpa menunggu jawaban dari ustad Rizky Alifa sudah berlari hanya menggunakan sandal sebelah kanan, Alifa tidak memikirkan soal sandal yang sebelah kiri belum ketemu, bagi Alifa yang utama saat ini bisa kabur dari Ustad Rizky. Bahkan Alifa sengaja menyela ucapan Ustadz Rizky, karena Alifa sendiri bingung mau memberi jawaban apa, sehingga jalan satu-satunya yaitu melarikan diri meskipun harus berbohong, karena sebenarnya Alifa tidak memiliki janji dengan siapapun.

Ustad Rizky menatap heran pada Alifa yang hanya memakai satu sandal, bahkan Ustadz Rizky menyapu pandangan nya keseluruh teras, berharap ada sebelah sandal yang tertinggal. Mungkin keberuntungan berada di pihak Ustadz Rizky sehingga dengan mudahnya menemukan sebelah sandal yang tersisa di teras masjid bagian ujung dengan posisi sandal terbalik sehingga sulit ditemukan.

Ustad Rizky mengambil sandal tersebut sambil tersenyum menatap sandal jepit sebelah kiri ada logo merk sandal tersebut di bagian pelatnya.

"Besok aku akan melanjutkan pertanyaan yang tadi sempat tertunda, sekalian mengembalikan sandal Alifa" batin ustad Rizky. Dengan penuh percaya diri ustadz Rizky menenteng sebelah sandal menuju ke kediamannya yang ia huni bersama ustadz fardan.

"Kamu waras?" tanya ustadz Fardan begitu melihat sahabatnya masuk kedalam rumah menenteng sebelah sandal jepit.

"Memangnya kamu pikir saya gila?" ustadz Rizky balik bertanya dengan nada tinggi

"Kalau waras ngapain bawa sandal sebelah?" tanya Fardan sambil menatap heran pada sahabatnya.

"Owh ini" jawab Ustadz Rizky sambil tersenyum dan mengangkat sandal jepit yang ia bawa.

"Untuk apa?"

"Ini sandal bukan sembarang sandal" jawab Ustad Rizky

"Ya ampun ky, semua orang juga tahu kalau itu sandal jepit, bahkan anak TK juga tahu" cibir Fardan

"Ini sandal istimewa Fardan"

"Ha ha ha, mending besok aku antar kamu ke RSJ, sandal jepit cuman sebelah dibilang istimewa" mendengar ejekan dari sahabatnya Ustadz Rizky tidak marah justru terseyum sambil mengingat sipemilik sandal tersebut.

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang