6. Keterkejutan Seorang Alifa Zea Amanda

12.5K 532 7
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

“Jika sesuatu terjadi tidak sesuai dengan rencanamu, Allah sedang mengingatkanmu, bahwa hidup tidak dalam kendalimu, Allah tidak pernah mengecewakanmu, namun kamu sebenarnya dikecewakan oleh harapan, keinginan dan angan-anganmu sendiri.”

[Ustadzah Halimah Alaydrus]
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
~~~~~~~~~~~~~~

Pagi ini sebelum menuju ke gedung sekolah yang letak nya tidak jauh dari asrama putri, Alifa mengantarkan Tika terlebih dahulu ke POKESTREN untuk memeriksa kesehatan Tika.

Bertepatan dengan itu Gus Akram berada di ruang asatidz yang letak nya berhadapan dengan POKESTREN. Gus Akram menatap Alifa dibalik kaca jendela, entah mengapa jantungnya berdetak lebih kencang, Gus Akram segera merapalkan kalimat istighfar berulang kali.

Setelah selesai menemani tika, Alifa segera menuju gedung sekolah MA, karena waktu nya sudah mepet, Alifa berlari supaya tidak terlambat masuk kelas. Namun naasnya Alifa justru menabrak seseorang hingga buku paket yang di pegang pria tersebut terjatuh.

"Saya minta maaf, tadi saya terburu-buru." Ucap Alifa sambil memunguti buku milik orang yang ia tabrak. Bukannya menjawab justru orang tersebut terpaku menatap santri yang sedang berjongkok sambil memunguti buku miliknya.

"Ini buku n-" Alifa tidak melanjutkan ucapan nya karena sangat syok melihat pria yang ia tabrak. Tubuh Alifa bergetar, merasa takut bukan main. Alifa segera menundukkan pandangan nya, jarinya memilin pucuk hijab nya, rasanya Alifa ingin menghilang dari bumi detik ini juga. Selain takut, Alifa juga merasa malu akibat kecerobohan nya.

"Terimakasih sudah mengembalikan buku saya, lain kali hati-hati, jangan suka berlari." Setelah mengatakan hal itu, pria tersebut segera pergi menuju ke kelas untuk mengajar.

"Alhamdulillah." Alifa merasa lega ternyata dugaan nya salah besar, ia mengira pria tersebut yang merupakan Gus sejuta umat akan mengtakzir nya ( menghukum ) namun justru sebaliknya Gus Akram mengucapkan terimakasih kepadanya

Alifa terpaku menatap punggung Gus Akram yang semakin menjauh, bahkan aroma parfumnya membuat Alifa merasa nyaman, tak terasa seulas senyum terbit dibibir Alifa.

Diruang kelas setelah memberikan tugas pada santrinya, Gus Akram tersenyum sambil membayangkan wajah Alifa Zea Amanda yang ternyata sangat menggemaskan, apalagi sewaktu Alifa terlihat syok. Melihat dirinya yang ia tabrak, rasanya Gus Akram ingin mencubit hidungnya yang mungil.

"Astaghfirullah'haladzhim kalau begini terus, bisa-bisa aku khilaf." Batin Gus Akram sambil menggelengkan kepala nya.

Dilain kelas Alifa pun sama, masih mengingat kejadian memalukan. "Ternyata beliau sebaik malaikat." Batin Alifa sambil senyum-senyum sendiri

****

Hari yang ditunggu-tunggu para santri pun tiba, hari ini jadwal kunjungan para wali santri, dimana para wali santri diperbolehkan mengunjungi putra putrinya di pesantren, dengan waktu yang sudah di tetapkan oleh pengurus pondok pesantren

Wali santri diberi tempat khusus untuk menemui putra-putri nya, bagi santri putri disediakan tempat digedung aula, sementara para santri putra digedung olahraga yang berada di pesantren.

"Alhamdulillah kmu sudah sembuh tik."

"Iya fa, aku sangat semangat untuk sembuh biar bapak dan ibu gak khawatir melihat putrinya sakit."

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang