92. Di Pingit

8.6K 320 11
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

        ❝Kau merasa kecewa kepada Allah atas ujian berat yang telah Ia timpakan. Tapi taukah kau bahwasanya Allah jauh lebih kecewa kepadamu, karena sudah gagal memahami bahasa rindu dari-Nya dan Kau tidak bisa berprasangka baik pada setiap rencana-Nya❞

─ Ustadzah Hariem Baheera Audris Aghnia
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

Alifa ternganga melihat karangan bunga yang berjejer memenuhi jalan menuju kediaman Barata selamat menempuh hidup baru, Alifa Zea Amanda dan Gus Akram Nur Azmi begitulah satu karangan bunga yang dibaca oleh Alifa, Alifa menghentikan mobilnya sebelum memasuki gerbang rumah Barata, Alifa menoleh kearah suaminya yang sedang pura-pura memainkan ponselnya.

"Apa maksudnya Gus? aku enggak ngerti?" tanya Alifa sambil memiringkan tubuh nya menghadap Gus Akram. Belum juga Gus Akram menjawab, terdengar ketukan dari kaca jendela mobil Alifa pun bergegas membukanya.

"Non Zea...silahkan masuk didalam sudah pada menunggu?" ucap salah satu skurity yang berjaga di gerbang rumah Barata.

Alifa pun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, lalu turun dari mobil, karena pak Pardi yang mengambil alih akan memarkirkan mobil milik Gus Akram.

"Sekalian bawain koper saya ya pak Pardi"

"Baik non"

Alifa masuk melalui pintu gerbang. Halaman rumahnya yang sangat luas, sudah terpasang tribun lengkap dengan aksesoris nya. Alifa merasa berada di sebuah Ball room hotel bintang lima.

"Gus maksudnya apa ini?" Alifa menghentikan langkahnya lalu menatap suaminya yang berada di sampingnya. Namun Gus Akram tidak menjawab hanya tersenyum yang sukses membuat jantung Alifa bergetar. Senyum yang begitu menawan membuat Gus Akram semakin mempesona.

"Sayang kalian sudah datang?" teriak Mami Kirana, begitu melihat putrinya bersama Gus Akram.

"Ma-mamiiiiii" Alifa menghambur kepelukan mami Kirana. "Mam tolong jelasin ada apa ini? aku tidak sedang bermimpi kan?"

"Tidak sayang, kamu tidak bermimpi"

"Tapi, sepertinya acara ini harus di batalkan mam"

"Dibatalkan? kenapa Nak?" Mami Kirana sangat terkejut mendengar penuturan dari putrinya, bahkan jantungnya mendadak berdebar-debar. Lalu menatap menantunya yang tersenyum sambil menggaruk-garuk lehernya.

"Gus ayo jelasin!" ucap Alifa yang masih mengira, Gus Akram akan mengembalikannya pada orang tuanya.

"Maaf Mam, sudah membuat mami kecewa, seharusnya mami sama papi memberi tahu aku terlebih dahulu kalau mau mengadakan resepsi pernikahan. Karena kedatangan Gus kesini akan mengembalikan aku pada mami" ucap Alifa yang kembali memeluk maminya sambil terisak. Lalu berlari menuju kelantai dua lebih tepatnya ke dalam kamar. Bahkan mengabaikan sapaan darı kerabatnya yang datang dari luar kota. Sesampainya di dalam kamar, Alifa membanting kan tubuhnya diatas ranjang sambil terisak. Bayangan Gus Akram akan meninggalkannya membuat dadanya terasa sesak.

Di ruang tamu, Mami Kirana meminta penjelasan pada Gus Akram, yang terlihat santai sambil senyum-senyum. Lalu menjelaskan semuanya tanpa tersisa sedikitpun.

"Sebenarnya aku hanya khawatir terjadi apa-apa pada Zea mam, karena selama ini aku tidak tahu kalau Zea bisa menyetir mobil, makanya aku berpura-pura mendiamkannya. Tapi justru Zea menyimpulkan nya sendiri, dia mengira aku akan mengembalikannya pada mami"

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang