48. Meremehkan Kemampuan Sang Pangeran

9.7K 384 3
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

"Semakin dekat hari kiamat kebenaran-kebenaran ajaran Allah semakin jelas. Tapi anehnya semakin sedikit orang yang beriman, semakin sedikit yang sempurna imannya."

• Sayyidil Habib Abdurrahman bin Abdullah Bilfaqih •
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

Sepulang dari bersepeda Alifa segera menuju ke kamarnya, berniat akan membersihkan tubuhnya dan membiarkan Gus Akram ngobrol bersama mami Kirana. Sementara Papi Barata sudah pergi ke kantornya.

Alifa menikmati kesejukan air yang mengalir dari sower, sesekali Alifa bersenandung ria. Entah kenapa pagi Ini Alifa merasa gembira suasana hatinya terasa menyenangkan.

Mengingat suaminya tadi masih berada di lantai bawah bersama maminya, dengan santai Alifa keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan batroob diatas paha, sehingga terlihat kaki jenjangnya. Rambutnya yang basah ia lilit dengan handuk.

Alifa langsung duduk di meja rias, lalu melepaskan lilitan handuk yang berada di kepalanya, Alifa akan mengeringkan rambut nya dengan hairdryer. Gerakan tangan Alifa terhenti begitu melihat suaminya dari pantulan cermin yang sedang duduk di sofa kamarnya sambil menatapnya.

"Kamu sengaja menggoda saya hm?"

Alifa semakin terkejut begitu Gus Akram sudah berada di belakangnya, dan merebut hairdryer dari tangannya.

"G-Gus, bukannya tadi Gus lagi sama mami?" tanya Alifa tergagap sambil menundukkan wajahnya karena merasa malu bukan main dengan penampilan seperti ini.

"Sini biar saya yang keringin rambutnya" Dengan gerakan lembut Gus Akram mengeringkan rambut Alifa sambil tersenyum mengagumi ciptaan tuhan yang begitu indah.

Soal Alifa? jangan ditanya lagi, bagaimana rasanya, yang jelas jantungnya berdetak lebih kencang bahkan Alifa tidak berani menatap kearah cermin. Meskipun Alifa sudah berusaha menolak namun Gus Akram tetap mengeringkan rambut Alifa sampai selesai.

"Cantiknya istriku" bisik Gus Akram tepat di telinga Alifa, bahkan Gus Akram membungkukkan badannya dan menopang kan dagunya di bahu Alifa. Membuat tubuh Alifa merinding, karena berada diposisi sedekat ini.

Gus Akram sangat betah berada di posisi seperti ini sambil menatap kecantikan istrinya dari pantulan cermin.

Alifa berdiri berniat akan berganti pakaian, namun justru Gus Akram menahannya dengan pelukan yang sangat erat dari belakang, membuat jantung Alifa semakin menggila.

Bahkan Alifa juga bisa merasakan detak jantung Gus Akram yang sangat kencang.

"Anna uhibbuki Fillah" bisik Gus Akram.

"Gus saya harus berganti pakaian" ucap Alifa

"Biarkan seperti ini dulu" jawab Gus Akram sambil memejamkan matanya sambil menghirup aroma wangi shampo yang menguar dari rambut istrinya.

Untuk pertama kalinya Gus Akram melihat rambut Alifa yang ternyata sangat indah, panjang, hitam dan lurus, sangat cocok dengan bentuk wajah Alifa, dan menambah poin kesempurnaan dalam penilaian Gus Akram.

"Kamu memang benar-benar spek bidadari syurga yang Allah kirimkan melalui mimpi dan berubah menjadi nyata" batin Gus
Akram masih dengan posisi yang sama.

Sebagai pria normal Gus Akram sangat tergoda melihat keindahan tubuh istrinya yang sangat seksi dengan penampilannya saat ini. Namun Gus Akram harus bisa menahanya, Gus Akram ingin melakukannya sampai Alifa benar-benar siap. Gus Akram akan meluluhkan hati istrinya secara perlahan.

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang