23. Hati-hati Rindu

8.8K 397 1
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

Layaknya sebuah pelangi
kehadiran mu membawakan keindahan setelah pergi nya badai yang menghancurkan

Bayu Pratama Al Yahya
━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

Hari ini hari keberangkatan Gus sejuta umat kembali ke Kairo. Para santri sibuk membahas Gus kesayangan mereka terkecuali Alifa yang hanya berdiam diri didalam kamar, entah Alifa harus sedih atau senang dengan keberangkatan Gus Akram

Disisi lain Alifa senang karena terhalang dari pria yang suka seenaknya memberikan hukuman, namun disisi lain Alifa juga sedih, ada rasa cemas menghantuinya setelah menemukan foto dua wanita cantik bersama Gus Akram, Ada sedikit kecemasan dihatinya "bagaimana kalau ternyata disana mereka menjalin hubungan? ah... apapun yang terjadi pokoknya aku enggak mau dipoligami, tapi dilihat dari penampilannya kedua wanita itu sangat modis dan nyaris sempurna" batin Alifa merasa frustasi dengan pemikirannya sendiri.

Mau menanyakan langsung pada Gus Akram, Alifa mana berani, hanya sekedar mendengar suaranya saja Alifa dibuat merinding.

Dilain tempat Gus Akram sengaja menuju kantor putri berharap bisa melihat Alifa disekitar asrama putri namun kenyataannya Gus Akram hanya bisa berharap. Padahal tadi Gus Akram melihat sahabat Alifa tapi Alifa sendiri tidak terlihat batang hidungnya.

"Dari mana sih Tik?" tanya Alifa yang masih berbaring didalam gulungan selimut.

"Habis lihat idola dong rasanya sedih mau ditinggal sama Gus sejuta umat"

"Memangnya kamu bisa lihat beliau?"

"Bisa lah Fa, lah wong dari tadi Gus Akram ada di kantor santri putri, otomatis semua santri bisa melihatnya, enggak cuman aku saja"

"Dikantor santri putri? ngapain?" tanya Alifa merasa heran.

"Mana aku tahu, tapi yang jelas, para fans beratnya bisa melihat secara langsung Gus Akram, sebelum beliau pergi meninggalkan kita semua"

Alifa hanya bisa menghela nafas berat, baru saja berniat ingin memejamkan mata, Terdengar suara pintu diketuk dari luar.

Tika bergegas membukanya, sementara Alifa masih setia didalam gulungan selimut.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam ustazah" jawab Tika begitu melihat Ustazah Riska berada di depan pintu..

"Tolong sampaikan ke Alifa, suruh ke Ndalem dipanggil Umi Nurul"

"Dihukum lagi Ustazah?" tanya Tika

"Tidak tahu, tapi tadi Gus yang bilang Umi Nurul mau bertemu dengan Alifa" jawab Ustazah Riska.

Alifa bisa mendengar semua obrolan Tika dan Ustazah Riska, namun Alifa enggan menemuinya. Hingga Ustazah Ani meninggalkan kamar mereka.

"Kamu dengar sendiri kan Fa?" tanya Tika. rasanya malas mengulangi ucapan Ustazah Ani.

"Ya sudah cepetan ke Ndalem tunggu apalagi?" ujar Tika

"Kamu aja deh tik yang kesanal"

"Kok aku? Umi Nurul kan maunya bertemu sama kamu bukan aku" protes Tika

"Sekali-kali kamu bantuin aku lah, bilang aja Alifa sedang sakit. setidaknya ini kesempatan bagus buat kamu bisa bertemu langsung dengan Gus Akram kesayangan kamu disana" Tika terseyum mendengar usulan konyol dari sahabatnya,

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang