70. Berusaha Mengejar Ridho Sang Suami

8.9K 376 40
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

Menikah itu salah satu nikmat terbesar dalam kehidupan, maka beruntung lah orang yang mampu merasakan pernikahan, apalagi menikah bersama orang yang mampu membimbing nya sampai ke surga

Akram Nur Azmi
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

"Aku harus bagaimana? sepertinya Gus sangat marah, aku enggak mau dilaknat oleh Allah karena aku melakukan sesuatu yang tidak Gus Ridhoi, bahkan sepertinya Gus tidak memaafkan aku, pokonya aku harus melakukan sesuatu" Otak Alifa berfikir dengan keras, untuk mencari ide-ide brilian. Alifa memutuskan keluar dari kamar, tujuannya saat ini adalah dapur. Alifa akan membuat sesuatu apapun itu, untuk Gus. Alifa bertanya pada Mbok Khodim tentang bahan-bahan yang akan dibutuhkan untuk membuat wedang jahe hangat.

"Biar saya saja Ning yang membuat wedang jahe untuk Gus"

"Biar aku saja mbok, mbok Ianjutkan saja pekerjaan mbok" tolak Alifa secara halus.

"Wah menantu Umi lagi bikin apa? sepertinya enak" tiba-tiba Umi Muncul di belakang Alifa.

"Eh Umi, ini Alifa lagi bikin wedang jahe untuk Gus, Umi mau sekalian Alifa buatkan Abah juga ya" tawar Alifa

"Enggak usah nduk, Umi masih kenyang, kalau Abahmu sudah gak pernah minum wedang jahe semenjak sakit waktu itu"

"Ya sudah Umi, mungkin mau dibuatkan teh hangat atau jeruk peras?"

"Enggak usah nduk, kamu bikin aja buat suamimu, umi baru saja ngeteh sama tamu-tamu tadi, bisa kembung perut umi kalau ngeteh terus" keduanya pun tertawa.

Alifa pun menambahkan madu di dalam wedang jahe tersebut "Bismillah semoga Gus Suka" batin Alifa sambil memejamkan matanya.

Sementara itu Gus Akram merasa sedikit kecewa begitu keluar dari kamar mandi istrinya sudah tidak terlihat lagi.

"Kemana dia? padahal aku belum selesai bicara, aku hanya mandi dan berganti pakaian, dia sudah ngilang aja" batin Gus Akram lalu memilih menuju rak buku dan mengambil salah satu buku, setelah itu naik keatas ranjang, duduk bersandar di sandaran ranjang sambil membaca buku. Namun pikirannya terus tertuju pada Alifa "apa akutadi terlalu keras sama dia? sampai-sampai dia pergi begitu saja karena takut?" batin Gus Akram yang sebenarnya masih menginginkan istrinya berada di samping nya.

CEKLEK

Tiba-tiba pintu kamar terbuka, terlihat istrinya membawa nampan berisi minuman, namun Gus Akram tetap fokus membaca buku, sesekali melirik Alifa sambil mengulas senyum, hatinya menghangat begitu melihat Alifa kembali ke kamarnya."Ini Gus Alifa buatkan wedang jahe, diminum mumpung masih hangat" ucap Alifa sambil mengarahkan gelas pada Gus Akram. Gus Akram masih terdiam sambil menatap sekilas pada gelas yang berada didepannya.

"Gus boleh marah sama aku, aku juga sadar sudah melakukan kesalahan yang cukup besar, tapi tolong, ini wedang jahenya diminum! sangat cocok dinikmati saat ini karena udaranya cukup dingin" Alifa mengesampingkan rasa takut, rasa malu, rasa gengsinya, demi bisa mengambil hati Gus Akram yang sudah terlanjur marah.

Gus Akram akhirnya menerima gelas tersebut lalu menyeruput wedang jahe buatan istrinya "kok rasanya beda, tapi ini wedang jahe ter enak yang pernah saya rasakan" batin Gus Akram "yakin dia yang bikin? Tapi kalau Umi yang bikin rasanya enggak seenak ini, masak iya dia bisa bikin minuman seenak ini?" Gus Akram hanya mampu berbicaradalam hatinya.

Alifa masih berdiri di tepi ranjang sambil menundukkan kepalanya, otak nya berfikir dengan keras untuk mencari ide, bagaimana cara nya mengambil hati Gus Akram supaya mau memaafkannya, sepertinya hanya dengan segelas wedang jahe tidak akan cukup untuk mengembalikan mood Gus Akram yang sedang memburuk.

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang