54. Rindu Sejadi-jadinya

8K 345 11
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

"Beritahu hatimu yang telah lama bersabar, bahwa Allah menyukai orang-orang yang sabar. Adakah yang lebih engkau harapkan dari pada Allah menyukaimu ?"

~Syarifah Aminah Al Attas 🌹
━━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

Sudah dua hari semenjak Alifa kembali ke pesantren dirinya tidak pernah melihat Gus Akram, kebetulan juga selama dua hari tersebut tidak ada jadwal mata pelajaran Gus Akram. Biasanya Alifa akan melihat Gus Akram mengimami sholat berjamaah di masjid. Namun sudah dua hari ini justru ustad Rizky bergantian dengan Ustadz Fardan yang menjadi imam di masjid.

Ada rasa rindu di hati Alifa, rasanya ada yang kurang selama dua hari ini tidak bertemu dengan Gus Akram. Alifa tidak bisa konsentrasi dalam belajar, bayangan wajah Gus Akram selalu menghantui, bahkan senyumnya, sikap tegasnya dan semua yang menempel pada Gus Akram membuat Alifa terbayang-bayang

"Kamu kenapa Alifa? dari pagi aku perhatiin banyak melamun? mikirin apa? kangen sama Gus ya? atau kangen belaiannya, eh bukan bukan pasti kangen pelukannya iya kan? iya kan? ayo ngaku?"

Alifa memukul kepala Tika dengan buku yang sedang ia pegang "jangan ngawur kamu Tik!" memang benar semua yang dikatakan Tika, namun Alifa gengsi untuk mengakuinya.

"Ih galak bener sih Ning Alifa Zea Amanda, mentang-mentang sudah menjadi istri Gus Idola kaum hawa" Tika tak henti-hentinya menggoda Alifa. Selama tiga hari Tika ditinggal Alifa, Tika merasa kesepian, tidak ada teman untuk berbagi segala hal. Begitu Alifa kembali ke pesantren, Tika bahagia bukan main.

"Bicaranya jangan keras-keras!kalau ada yang dengar bagaimana? bisa diserang aku sama mereka, gara-gara merebut Gus Idola mereka" protes Alifa sambil menaruh buku di rak yang tersedia di kamar asramanya.

"Maaf Khilaf, lagian aku gemes banget sama kalian berdua,tapi ceritain dong! bagaimana rasanya mempunyai suami seorang Gus? atau paling tidak beri tahu aku rasanya di peluk seorang Gus?" tanya Tika dengan suara yang dibuat-buat semanja mungkin.

"Dasar kamu ini, bisa ganti topik enggak atau ganti pertanyaan deh, jangan yang aneh-aneh" protes Alifa pada sahabatnya.

"Tapi aku serius Fa, pengin tahu rasanya dipeluk seorang Gus, dari kejauhan saja bikin hati bergetar, apalagi berada dalam pelukannya, bisa Klepek-klepek akunya" ucap Tika terdengar sangat lebay.

Alifa yang gemes mendengar ucapan sahabatnya melempari dengan bantal kearahnya membuat Tika pura-pura merajuk.

"Tega banget kamu Fa, tidak mau berbagi kebahagiaan dengan sahabatmu yang jomblo ini, nasib-nasib, boro-boro jadi istri Gus, mau deketin ustadz Rizky dan Ustadz Fardan aja sulitnya minta ampun, banyak banget rintangannya, apalah aku ini yang hanya remahan bagi mereka"

Alifa tertawa melihat muka Tika yang berubah sedih. "Dari pada kamu ngelantur kemana-mana mending kamu cobain ini" ucap Alifa sambil menyerahkan beberapa gamis yang masih beru pada Alifa.

Tika menatap empat gamis yang masih terbungkus plastik dengan merk ternama, dari penampilan kemasannya saja tika sudah bisa menebak itu gamish dengan harga yang sangat mahal, bahkan dirinya belum tentu mampu untuk membelinya.

"Kok bengong?" tanya Alifa

"Lalu aku harus apa Fa?"

"Cobain ini Tika ku sayang, kira-kira kamu suka apa tidak?"

Izah terpelongo mendengar ucapan Alifa.

"Kamu mau pamerin ini ke aku Fa? mentang-mentang kamu orang kaya dan istri seorang Gus"

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang