41. Memanfaatkan Ning Aisyah

10.2K 414 1
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

Sesuatu yang kau anggap tak berguna, bisa jadi itu adalah hal yang sangat berguna bagi orang lain.
Bersyukurlah..!

Tulisan Seseorang
━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

Terdengar suara adzan maghrib dari pengeras suara, Alifa berpamitan pada Umi Nurul dan suaminya yang kebetulan ada di ruang santai bersamanya Alifa akan kembali ke asrama, karena sehabis Maghrib ada kajian khusus para santri putri dan ba'da isya ada kajian kitab kuning.

"Mau diantar?"

"Eh, enggak usah Gus, nanti banyak yang lihat" tolak Alifa dengan halus. Dengan berat hati Gus Akram mengijinkan istrinya kembali ke asrama pondok putri, meskipun masih ingin berlama-lama bersamanya. Namun Gus Akram harus menerima konsekuensinya menikahi gadis yang masih berstatus sebagai seorang pelajar.

****

"Echie-chie yang habis ketemu sama suami" goda Tika begitu melihat sahabatnya memasuki kamarnya.

"Apaan sih Tik, mending kita segera ke masjid, jangan sampai telat, bisa kena hukum ustazah Fatimah" Alifa mengingatkan sahabatnya sambil mengambil mukena dan keduanya bergegas menuju masjid untuk berjamaah sholat Maghrib, setelah mengambil air wudhu.

"Nanti ceritain ya! pertemuan kamu kali ini dengan Gus Akram"

"Enggak mau" jawab Alifa sambil berjalan meninggalkan Tika

"Tungguin FA!" Tika mengejar langkahnya yang tertinggal dari Alifa, hingga keduanya sampai di masjid.

"Fa, itu Ning Aisyah, kapan Ning Aisyah kembali" tanya Tika sambil menyikut lengan Alifa dan berbisik tepat ditelinga Alifa.

"Tadi Tik waktu aku di Ndalem" jawab Alifa sambil berbisik juga berharap Ning Aisyah yang berada di baris di depannya tidak mendengar obrolan mereka. Tak lama kemudian iqomah dikumandangkan pertanda waktu sholat akan segera dimulai.

"Fa,Gus suami jadi imam" bisik Tika menggoda Alifa

"Sstttt, diam" Alifa merasa sedikit kesal karena Tika selalu menggodanya. Terdengar suara sang imam mengucapkan Takbir. Semua jamaah mengikuti gerakan imam. Begitu sang imam melantunkan surat Alfatihah jantung Alifa berdebar-debar, apalagi yang menjadi imam adalah suaminya sendiri.

Alifa sampai meneteskan air mata, hatinya bergetar Alifa teringat ketika Gus Akram mengimami dirinya didalam kamar sewaktu Alifa menginap di kamar Gus Akram.

Sholat maghrib telah usai, dan ternyata kajian santri putri diisi oleh Ning Aisyah sebagai putri pemilik pondok pesantren ini. Para santri putri dan para ustazah fokus mendengarkan tausiah yang dibawakan oleh Ning Aisyah. Sesekali Ning Aisyah melontarkan candaan di sela-sela kajiannya. Membuat para santri bersemangat mengikuti kajian tersebut. Hingga waktunya sholat isya tiba, dan Ning Aisyah menutup tausiahnya.

"Ustazah Fatimah, saya mau izin, akan mengajak salah satu santri putri untuk menginap di Ndalem, itupun kalau ustazah mengijinkan" ucap Ning Aisyah menghampiri Ustazah Fatimah setelah selesai sholat Isya.

"Tentu saja Ning, saya mengijinkan? memangnya kenapa harus menginap di Ndalem segala?"

"Sekedar untuk menemani saya ustazah, selama saya liburan disini, biar ada teman ngobrol" jawab Ning Aisyah sambil tersenyum.

"Owh begitu, memangnya siapa Ning yang mau diajak menginap di Ndalem"

"Alifa ustazah, boleh kan?"

"Tentu saja boleh, nanti biar saya sampaikan pada Alifa, tapi setelah kajian kitab kuning ya Ning"

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang