90. Mendesak

6.9K 273 1
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

Capek...

" Happy reading "
________________

"Fa, ini sudah sore lho, kamu enggak balik ke Ndalem?" Tika mengingatkan Alifa yang masih asik berbaring di atas ranjang.

"Sebentar lagi Tik. Aku mau masih pengin disini"

"Memangnya gak masalah kamu disini seharian?"

Alifa terdiam tentu saja dia tidak mungkin menceritakan masalah yang sedang ia hadapi. Hingga terdengar suara ketukan dipintu.

"Siapa Fa?" tanya Tika

"Tinggal di buka aja, nanti juga tahu siapa yang datang" jawab Alifa dengan santainya.

Tika pun mengalah untuk membuka pintu, melihat sahabatnya yang masih tiduran rasanya tidak tega untuk menyuruhnya.

"Gus" sapa Tika begitu membuka pintu melihat Gus
Akram berada didepannya.

"Assalamu'alaikum, Tik, Alifa ada disini?"

"Wa'alaikumsalam, iya Gus lagi tiduran. Silahkan masuk Gus" Gus Akram pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar tersebut, rasanya sudah sangat merindukan istrinya.

"Assalamu'alaikum istriku?" sapa Gus Akram sambil berdiri menatap istrinya yang masih membelakanginya.

"Wa'alaikumsalam mas" Alifa bangkit dari rebahannya, begitu mendengar suara suaminya, lalu meraih telapak tangan suaminya dan mencium punggung tangan dengan takzim.

Gus Akram pun iun menyematkan kecupan di kening istrinya "mas kangen dek" bisik Gus Akram.

"Ekhem-ekhem, ada perawan disini" celetuk Tika Alifa pun tertawa lalu mendorong dada suaminya "ada perawan mas" ulang Alifa sambil tersenyum.

"Sudah makan apa belum?" tanya Gus Akram

"Istri Gus, belum makan, tapi jangan nyalahin saya, Gus! Alifa sendiri yang menolak waktu aku tawarin makan" adu Tika.

"Kenapa belum makan heum? ini sudah sore lho dek. Mau mas suapin?"

Alifa menggelengkan kepalanya "aku masih pengin disini mas, boleh ya?"

"Boleh tapi makan dulu ya!"

"Nanti aja mas" tolak Alifa, namun Gus Akram meraih ponselnya entah menghubungi siapa, namun beberapa saat kemudian, ada kang santri yang datang ke kamar Tika sambil membawa makanan.

"Terimakasih banyak Kang Harun" ucap Gus Akram yang masih betah berada di dalam kamar asrama putri. Bukan kamarnya yang membuat Gus Akram betah, melainkan ada istrinya yang selalu ia rindukan.

Gus Akram pun membagikan nasi kotak pada Alifa dan Tika, dari aromanya sangat menggugah selera "makan dulu Tika, temanin Alifa makan"

"Enggih Gus. Ini buat saya Gus?" tanya Tika sambil menerima nasi kotak pemberian Gus Akram.

"Itu buat kamu"

"Terimakasih banyak Gus. Seharusnya enggak perlu repot-repot seperti ini" ucap Tika berbasa-basi "tapi sering-sering seperti ini juga saya tidak aka nolak Gus" imbuh Tika, dan sukses membuat Alifa tertawa, namun Gus Akram hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah sahabat istrinya. Gus Akram pun merasa lega bisa melihat Alifa tertawa.

"Mau mas suapin?" tawar Gus Akram

"Tidak usah mas. Ingat ada perawan disini, nanti bikin dia baper" Alifa menjawab sambil melirik Tika yang mencebik.

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang