64. Kedatangan Yahya Ke Pesantren

9.5K 338 5
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

Jangan melangkah kan kaki mu sesuai dengan akal mu, karena banyak hal yang menurut mu mustahil tapi bagi Allah sangat mudah untuk mewujudkan nya

Zayan Rafindra Liam ✍️
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

Karena kantuk menyerang, kedua ustadz berpamitan untuk kembali kerumahnya, sementara Alifa masih tertahan disofa, karena Gus Akram merebahkan kepalanya di pangkuan Alifa. Tentu saja Alifa merasa tersengat aliran listrik yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Gus sudah malam lho, lebih baik Gus tidur di kamar, aku juga harus kembali ke asrama putri" ucap Alifa dengan reflek mengusap-usap puncak kepala Gus Akram, rambutnya hitam tebal menambah poin ketampanan Gus Akram. Rambutnya terasa lembut sehingga Alifa menyukainya dengan tembut mengusap-usap tanpa ingin menghentikannya.

Tentu saja Gus Akram merasa nyaman mendapat sentuhan halus dari istri kecilnya, Gus Akram merasakan kenyamanan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ingin rasanya Gus Akram berlama-lama dengan Alifa tanpa ada gangguan apapun.

"Siapa yang mengharuskan adek kembali ke asrama putri? bahkan mas ingin mengajak adek ke atas, kita menikmati obrolan ringan menjelang tidur" jawab Gus Akram dengan santainya

"Tapi Gus, ini bukan malam Jum'at tidak seharusnya aku menginap disini" Alifa berusaha mengingatkan pada suaminya.

"Padahal mas ingin mengajak adek ke atas kita berbincang ringan menjelang tidur"

"Maaf Gus tapi tidak sekarang"

"Lalu kapan?"

"Nunggu pernikahan kita di publikasikan Gus"

"Kenapa harus begitu?"

"Status aku santri Gus, walaupun aku istri Gus, tapi bagaimana pun kewajiban seorang santri harus tetap mematuhi peraturan yang berlaku" jawab Alifa karena ingin mendapatkan ilmu yang berkah selama menjadi santri di pesantren AN-NUR,

Mendengar penjelasan dari istri kecilnya, Gus Akram pun harus bisa berlapang dada dan bersabar.

"Besok sehabis sholat subuh jadwal mas ngisi kajian di masjid Komplek rumah papi Barata, mau ikut?" tanya Gus Akram sambil menatap wajah istrinya dari arah bawah.

"Pengin ikut, tapi aku ada jadwal murojaah sama Ustazah Riska"

"Lebih baik ikut murojaah, lain kali bisa ikut, atau mau pesan sesuatu sama mami? nitip salam mungkin?" Tanya Gus Akram

"Minta bawain masakan Bik Yanti, aku kangen cumi pedas asam manis buatan Bibik Yanti"

Gus Akram pun meraih ponselnya lalu menyerahkan pada Alifa "telphone aja! biar bisa di siapin sama Bibik, besok mas tinggal bawa, biar enggak kesiangan dari rumah papi"

Alifa pun tersenyum lalu menekan nomer yang sudah hafal diluar kepala. Empat kali panggilan baru diangkat oleh sipemilik hanphone.

"Assalamu'alaikum, kemana aja sih lama banget ngangkat telephone nya, anak mami lagi kangen nih" ucap Alifa begitu sambungan telephone terhubung

"Wa'alaikumsalam kirain Gus Akram, eh tahunya putri papi"

"Lho kenapa papi yang ngangkat telephone nya, mami kemana?" tanya Alita karena dirinya menghububungi nomer ponsel milik mami Kirana bukan papi Barata.

"Mami kecapekan habis olahraga malam" jawab Barata terdengar ambigu

"Sejak kapan mami suka olahraga malam? memangnya enggak capek, malam-malam olah raga?" tanya Alifa yang belum memahami ucapan papinya.

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang