66. Siap Punya Anak Banyak?

9.8K 365 26
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

𝘚𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘵𝘪 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪 𝘯𝘢𝘴𝘦𝘩𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢.

-𝘈𝘭𝘪 𝘣𝘪𝘯 𝘈𝘣𝘪 𝘛𝘩𝘢𝘭𝘪𝘣-
━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

Umi Nurul tak kalah paniknya begitu melihat Dokter masuk ke rumah nya beserta Gus Akram, bahkan Umi Nurul belum tahu siapa yang digendong oleh Gus Akram menuju kamar yang dekat dengan ruang tamu.

"Ada apa ini Dok?" tanya umi dengan raut wajah yang cukup panik

"Ada santri yang pingsan saat upacara Bu nyai" jawab sang Dokter begitu hendak meninggalkan Ndalem.

"Tapi bagaimana keadaannya?"

"Baik-baik saja bu nyai, sudah saya pasang infus, insyaallah sebentar lagi akan siuman" Dokter pun segera pamit menuju ke pokestren.

Sementara Umi Nurul tergopoh-gopoh menuju kamar untuk melihat keadaan santri yang pingsan."Innalilahi, Alifa, kenapa bisa begini?" pekik Umi Nurul sangat terkejut begitu melihat wajah Alifa yang terbaring di atas ranjang, dan Gus Akram sedang menjaganya.

"Umi" gumam Gus Akram.

"Kok bisa istrimu begini Le" protes Umi sambil menempelkan punggung tangan ke kening Alifa

"Aku juga tidak tahu Umi, tiba-tiba Alifa pingsan saat upacara"

"Ya sudah kamu jagain, jangan kemana-mana, umi mau buatin teh hangat buat Alifa, biar nanti kalau dia sadar bisa langsung di minum"

"Iya Umi"

Beberapa saat kemudian Alifa mengerjap-ngerjapkan matanya mengindai sekeliling yang nampak asing, begitu tatapannya tertuju pada Gus Akram Alifa segera mengalihkan pandangannya.

"Alhamdulillah akhirnya adek sadar juga, apa yang adek rasakan?" tanya Gus Akram sambil menggenggam telapak tangan istrinya. Namun Alifa tidak menjawabnya justru Alifa sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Sepertinya benar Gus nikah lagi, makanya aku di bawa ke kamar ini, pasti kamar yang diatas sudah dihuni oleh istri barunya" batin Alifa dadanya mendadak sesak, namun enggan bertanya, Alifa benar-benar takut kecewa maka dari itu dia lebih baik diam, sambil menunggu Gus sendiri yang akan jujur padanya.

CEKLEK

Suara pintu terbuka, umi Nurul datang membawa teh hangat beserta bubur sum-sum, kebetulan mbok khodim tadi pagi membuat bubur sum-sum untuk Abah yang baru pulang dari luar kota.

"Alhamdulillah kamu sudah siuman nak" umi Nurul meletakan nampan diatas nakas lalu duduk di tepi ranjang dan mengusap-usap lengan Alifa.

"Apa yang kamu rasakan nak?" tanya Umi Nurul dengan lembut. Alifa hanya terdiam sambil menatap umi Nurul yang terlihat begitu mencemaskan dirinya.

"Apa umi juga enggak mau menjelaskan sama aku" batin Alifa sedikit kecewa pada Umi Nurul

"Alifa, minum teh nya biar perut kamu terasa hangat" Umi Nurul membantu Alifa untuk duduk, lalu menyodorkan gelas berisi teh pada Alifa. Bukannya menerima teh tersebut namun Alifa melingkarkan kedua tangan nya di perut Umi Nurul dan menyembunyikan wajahnya di ketiak Umi Nurul.

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang