38. Namanya Anjani Bukan Anjanihe

10K 410 5
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

“Menasehati semata adalah wujud cinta. Bukan berarti yang menasihati lebih mulia dari yang dinasihati. Menasihati adalah cara persahabatan yang ingin kekal hingga ke syurga.”

Ustadzah Syarifah Aminah Al-Attas
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

"Gus kok bengong sih?" tanya Anjani, lalu mengikuti arah pandang Gus Akram yang tertuju pada meja paling ujung.

"Itu bukannya Fardan sama Rizky?" tanya Anjani sambil menunjuk kearah meja paling ujung.

"lya itu mereka, mau nyamperin?" tanya Arissa?"

"Nanti aja kita selesaikan dulu makannya" jawab Anjani lalu melambai-lambai kan telapak tangannya didepan wajah Gus Akram, untuk menyadarkan dari lamunannya.

Aksi Anjani tak lepas dari pengamatan Alifa yang duduk di meja ujung bersama Fardan, Rizky dan Tika "Dasar Gus genit, ngapain coba duduk sama dua wanita cantik" kesal Alifa sambil mengaduk-aduk minuman, selera makannya mendadak hilang.

Beberapa saat kemudian Anjani menghampiri meja paling ujung, dimana tempat Fardan dan Rizky berada "hai kalian apakabar?" sapa Anjani yang sudah berdiri disamping Fardan. Aroma parfum menusuk hingga ke Indra penciuman Alifa.

"Anjani? kapan datang? pasti kangen ya sama Gus Akram?  sudah ketemu sama orangnya?" Tanya Rizky

"Kamu itu, kebisaan, satu -satu dong tanya nya, bingung aku jawabnya" protes Anjani dengan suara yang sangat lembut.

Deg

Alifa terdiam, dadanya mendadak sesak mendengar ustad Rizky membahas Gus Akram. Namun Alifa tidak berniat untuk pergi dari tempat duduknya karena penasaran dengan arah obrolan wanita cantik yang berada di depannya.

Alifa menunduk pura-pura fokus pada makanan, namun Alifa menajamkan pendengarannya.

"Pasti kangen ya sama Gus Akram? atau jangan-jangan mau pendekatan ya sama calon mertua?" Fardan menggoda Anjani.

"Apaan sih kalian, bukannya tanya kabar aku malah bahas yang aneh-aneh" protes Anjani dengan suara yang sedikit mendayu-dayu.

"Lho bahas soal masa depan kamu sama Gus Akram bukan aneh-aneh" jawab Fardan dengan penuh semangat.

"Udah ah, kalian ngajar di pesantren ini juga?" tanya Anjani

"Iya jangan bilang kamu juga mau daftar buat ngajar disini,biar setiap hari dekat dengan Gus Akram, iya kan?" tebak Rizky

"Maunya sih begitu, tapi mana mungkin Ayah ngizinin"

"Berati kalau diizinin langsung gas kesini dong?"

"Enggak perlu aku jawab kalian pasti tau jawabannya"

"Echie-chie dari dulu kamu memang paling gencar mengejar cinta Gus Akram, maju terus pantang mundur" ucap Rizky

Sementara Tika yang mendengar obrolan ketiga orang di depannya segera menyikut Alifa, lalu saling melirik. Alifa menatap Gus Akram yang masih setia duduk di kursi sejak tadi, bersama ustadzah Arissa. Terlihat keduanya saling bercanda dan tertawa. Alifa semakin kesal lalu memilih bangkit dari kursinya dan mengajak Tika kembali ke kelasnya.

"Ayo Tik kita ke kelas, nanti telat lho" ucap Alifa.

"Masih ada waktu setengah jam, mau ke kelas aja rajin banget" tanya Fardan sambil menatap Alifa yang sudah berdiri.

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang