77. Fakta Yang Terungkap

9.1K 433 53
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

Nanti juga ada masanya
Dimana kita mempunyai seseorang yang bangga banget milikin kita, untuk sekarang mah sabar aja dulu.

Akram Nur Azmi
━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

Setelah kepergian Tika menuju ke kelas, Alifa kini berganti pakaian yang lebih rapi, bukan seragam sekolah, melainkan gamis modern terlihat sangat elegant, memancarkan kecantikan Alifa yang begitu sempurna. Alifa sudah siap menuju kelas Tahfidz, karena ada dua puluh santri yang hari ini akan mengikuti Tasmi'.

Tasmi yaitu, kegiatan memperdengarkan hafalan murid-murid kelas Tahfidz kepada para asatidz dan orang tua wali santri yang bersangkutan.

Sebagai guru Tahfidz, Alifa menyambut dengan ramah kehadiran para wali santri, dan mempersilahkan mereka duduk di tempat yang sudah di sediakan, dan mereka semua sudah siap untuk mendengarkan putri mereka menghafal Al-Qur'an dari awal hingga batas yang sudah mereka hafalkan. Ada yang sudah hafal lima Juz, ada yang sepuluh Juz, tentunya setiap santri memiliki hafalan yang berbeda-beda. Sesuai dengan kemampuan masing-masing santri.

Bahkan para wali santri sampai meneteskan air mata nya, saking terharunya mendengar lantunan ayat-ayat Al-Qur'an yang di hafalkan oleh putri mereka.

Begitupun dengan Alifa, sebagai guru Tahfidz yang baru beberapa minggu, namun kemampuan dalam mengajar sudah tidak diragukan lagi. Alifa memberikan banyak tips pada santrinya, tips supaya mudah menghafal dan tidak mudah lupa.

Bahkan para wali santri, mengucapkan terimakasih pada Alifa sebagai guru Tahfidz putri mereka. Mereka juga terharu begitu mengetahui bahwa Alifa masih kelas tiga Aliyah, namun sudah bisa membimbing para santri Tsanawiyah dengan baik.

Beberapa saat kemudian acara Tasmi sudah selesai, para wali santri di beri kesempatan untuk bercengkrama dengan putri mereka, ada yang membawa bekal dari rumah sengaja supaya bisa makan bersama dengan putri mereka, meskipun dari pihak pesantren sudah menyediakan berbagai hidangan untuk menyambut wali santri, namun mereka tetap membawa makanan kesukaan putrinya.

Karena kebahagiaan setiap santri ketika dihadiri oleh keluarganya, dan bisa ngobrol bersama, meskipun waktunya dibatasi, namun ada kebahagian tersendiri bagi santri.

"Ustadzah, mari kita makan bersama kebetulan saya membawa banyak makanan" ajak salah satu wali santri pada Alifa.

"Terimakasih banyak Bu, atas tawaran nya, tpi maaf saya sedang syaum, mungkin bisa lain waktu" jawab Alifa dengan sopan "monggo, dilanjut saja, jangan sungkan" imbuh Alifa

"Maaf ustadzah, saya tidak tahu kalau Ustadzah sedang syaum"

"Tidak apa-apa Bu, silahkan dilanjut, saya mau pamit, masih ada yang harus saya kerjakan"

"Silahkan, Ustazah, sekali lagi terimakasih banyak loh, sudah membimbing putri kami semua"

"Sama-sama Bu, itu sudah menjadi kewajiban saya, kalau begitu saya pamit, Bu assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" jawab mereka. Tujuan Alifa saat ini adalah ke ruang asatid. Sudah bisa ditebak Alifa mendapat sambutan dengan tatapan sinis dari ustadzah Fatimah, namun Alifa mengabaikannya, toh masih banyak para asatid yang baik padanya.

Dilain tempat Gus Akram sudah dalam perjalanan pulang ke Ndalem, karena jarak tempuh yang cukup jauh, diperkirakan sampai Ndalem sekitar maghrib bahkan sampai isya.

Gus Akram pun mendapat laporan dari Ustazd yang ikut mentasmi' para santri, yang mengabarkan semuanya berjalan dengan lancar. Sudah tidak sabar rasanya ingin bertemu dengan bidadari mimpinya yang sudah berubah menjadi nyata, hanya membayangkan wajah cantiknya saja membuat jantung Gus Akram berdesir.

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang