Bab 27

298 22 0
                                    

"Awalnya, Nona Renata tidak lupa ingatan. Tapi beberapa hari setelah ditemukan Pak Bagas, Nona Renata tidak mau bicara dan tidak mau makan setelah melihat anak tetangga dipukuli ayahnya dengan sapu. Nona Renata sering tiba - tiba histeris lagi, tapi setelah kondisinya stabil, Nona Renata malah melupakan segalanya termasuk identitas dirinya sendiri."

Gery meneguk air putih yang ada di hadapannya sebelum melanjutkan cerita.

"Sebagai anak Pak Bagas dan tidak ingat semua masa lalunya, Nona Renata tumbuh baik menjadi ceria dan pemberani seperti sekarang," lanjut Gery.

"Sementara itu... waktu Pak Dirga berusia 16 tahun, Pak Dirga kabur dari rumah. Pak Dirga hidup seorang diri dan menolak kembali ke keluarga Mahendra. Pak Dirga berhenti sekolah selama satu tahun dan hidup luntang lantung, tinggal di sebuah kamar kos kecil, bekerja serabutan, " Gery mengawali ceritanya.

"Ya, saya ingat kejadian itu," timpal Dirga.

"Apa Pak Dirga ingat semua bagian dari masa itu?" tanya Gery.

Dirga menggeleng. "Nggak. Seingat saya, saya hidup di luar rumah keluarga Mahendra selama satu tahun, tapi saya hanya ingat kejadian enam bulan pertama. Sedangkan enam bulan sisanya saya tidak ingat. Itu amnesia disosiatif, saya penderita DID, saya biasa mengalaminya."

"Oke. Berarti sepertinya yang akan saya ceritakan adalah enam bulan yang Anda lupakan itu," ujar Gery.

"Oke. Lanjutkan."

"Setelah hidup tidak jelas selama sekitar 8 bulan, Pak Dirga mengalami hal tragis. Saat bekerja sebagai pengantar sayur di sebuah restoran, tabung gas restoran itu meledak lalu bangunannya terbakar. Wajah Pak Dirga mengalami kecacatan hingga 40%. Setelah tak kunjung sembuh selama lebih dari dua bulan pasca kebakaran itu, Pak Danar membawa Pak Dirga pulang dengan paksa ke Singapura untuk menjalani operasi plastik."

"Ya, saya ingat saat opa memaksa saya pulang lalu membawa saya ke Singapura," ucap Dirga lagi. "Lalu hubungannya dengan Renata apa?"

"Sebentar Pak, saya harus mulai menceritakan dari bagian ini agar Nona Renata mengerti," jawab Gery.

"Oke," Dirga mengangguk.

"Wajah Pak Dirga berhasil sembuh tapi banyak bagian yang tidak sempurna. Saat itu Pak Danar meminta dokter untuk melakukan operasi lagi agar wajah Pak Dirga sepenuhnya kembali. Tapi karena bedah plastik itu mengharuskan perbaikan di beberapa bagian seperti pemotongan rahang dan tulang hidung, wajah Pak Dirga jadi berubah."

"Ya, benar."

"Ini adalah foto wajah Pak Dirga dulu kan? Sebelum kebakaran itu," Gery menyodorkan foto seorang remaja pria.

"Iya benar. Ini wajah saya dulu," jawab Dirga.

Gery menyodorkan foto itu kepada Renata. "Apa Nona kenal?"

Renata melihat foto remaja itu dan jantungnya mencelos. "Ini... ya! Aku kenal. Dia Alvino, mantan pacarku waktu SMA dulu."

"Kamu kenal Alvino? Mantan pacar?" Dirga terperangah.

"Ya. Aku kenal dia. Dirga, apa... dia alter kamu juga? Makanya kamu lupa."

Dirga menggeleng. "Bukan, Alvino bukan alter. Itu adalah nama samaranku saat aku kabur dari rumah. Waktu itu aku dengan naifnya berpikir jika aku menggunakan nama palsu, opa nggak akan menemukanku. Kalau kamu kenal dengan Alvino berarti dia aku. Dirga. Pertemuan kita pasti ada di enam bulan yang aku lupakan. Tapi... kita beneran pernah pacaran?"

"Aku dan Vino memang pacaran setelah tiga bulan kenal. Tapi... suatu hari dia menghilang dan kami putus kontak."

"Biar saya ceritakan apa yang terjadi," sela Gery. "Mantan sopir Anda bersaksi bahwa saat dibawa kembali dari Singapura, wajah Anda berubah dan Anda jadi sering murung. Semua pelayan tahu Anda lupa mengenai apa yang terjadi enam bulan ke belakang. Karena dokter berkata tidak ada cedera otak yang menyebabkan amnesia itu, Pak Danar memanggil dokter Teresa lalu dia melakukan terapi hipnosis. Setelah terapi itu, ingatan Anda tidak kembali sepenuhnya. Tapi ada sebagian yang Anda ingat kan?" Gery mengkonfirmasi.

My Six HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang