Bab 44

196 18 0
                                    

"Renata! Lepas!" Daniel menepis dengan keras tangan Renata yang menjewer telinganya.

"Oke aku lepas. Tapi jangan kegenitan sama Axel atau Dylan. Mereka udah punya pasangan. Lagian mereka straight, nggak minat sama kamu," Kalimat ceplas - ceplos itu Renata lontarkan tanpa beban.

Tak disangka efeknya pada Daniel ternyata cukup kuat. Raut sedih mendadak tergambar di wajah pria itu.

"Eh? Daniel? Kamu kenapa?" Renata cukup khawatir. Pasalnya mood Daniel seolah turun drastis.

"Aku tahu. Satu, mereka nggak minat sama aku. Dan mungkin nggak ada yang minat sama aku. Dua, aku diancam sama opa Danar untuk nggak menjalin hubungan dengan pria manapun. Tiga, nggak seperti gay lain yang hanya menerima penolakan lingkungan, aku bahkan nggak punya kuasa atas tubuhku sendiri. Aku nggak tahu kapan aku bisa melihat dunia luar dan saat aku di luar, aku bisa kapanpun kembali ke dalam, terpaksa membiarkan yang lain menggantikan aku menguasai tubuh ini," Pandangan Daniel tertunduk. Dia menjabarkan keluh kesahnya tanpa memandang wajah Renata.

Tapi Renata tahu bahwa Daniel sedang sangat bersedih akan keadaannya.

"Daniel, aku minta maaf kalau ucapanku kasar," Renata mengusap lengan atas Daniel, merasa menyesal.

Daniel menggeleng. "Nggak papa. Kamu cuma berkata jujur."

"Daniel, daripada memikirkan cowo - cowo itu, kenapa...," Renata mendekatkan tubuhnya hingga kini mereka berdiri sangat dekat. "Kenapa nggak kamu coba dekat sama aku sebagai pacar mungkin?"

Kening Daniel berkerut. Jangankan tergoda, yang ada dia malah heran melihat tingkah Renata.

"Kamu kan udah dapat Dirga. Udah rayu yang lain aja jangan aku, Andika sama Ares. Masak tiga kurang? Kamu mau bikin sistem harem atau gimana?"

"Harem apanya kalau cuma satu, Ferguso!!!" 

"Tapi aku mau kamu juga," Renata sok manja, berharap itu meluluhkan sisi pria Daniel.

"Udah kubilang aku nggak tertarik sama perempuan. Sana - sana jangan genit kayak gini! Geli!"

Renata pura - pura cemberut. "Yah. Ya udah deh. Ngomong - ngomong, Andika udah jadi satu sama Dirga."

Daniel tadinya sudah hendak melangkah pergi, tapi ucapan Renata menghentikannya.

"Apa mereka mengalami fusi?"

"Ya," angguk Renata.

"Gimana bisa?"

"Kiss dulu baru kuberitahu," Renata memanyunkan bibir ke wajah Daniel.

"Iyuuuuuh... hoek! Jijik! Nggak mau! Sana - sana!" Daniel mendorong tubuh Renata menjauh.

"Pelit! Padahal tinggal gini aja lho!"

Cup.

Renata mengecup singkat bibir Daniel.

"Weeek.... aku dapat!" ejek Renata menjulurkan lidahnya.

Renata terbahak melihat respon Daniel yang sibuk mengelap bibir dengan lengan kemejanya.

"Rese banget!" rutuk Daniel.

"Ayo kita spa couple sebelum balik ke Indonesia," ajak Renata. "Katamu kita bestie kan? Nanti sambil pijat, aku ceritain soal Andika."

"Spa?" Daniel yang kesal mulai tertarik dengan ajakan Renata. "Bener ya nanti cerita?"

"Bener dong. Masak bohong."

"Tapi spa aja kan?" Daniel bersikap waspada.

"Iya spa aja. Emangnya mau ngapain lagi?"

My Six HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang