Bab 61

176 18 0
                                    

[Renata : jangan pulang terlalu malam, okay? Aku tunggu kamu di markas]

Ares menghela nafas berat usai membaca pesan dari Renata itu.

Dia menghirup sebanyak mungkin udara yang paru - parunya bisa tampung lalu menghembuskannya secara perlahan.

[Renata : Aku nggak akan tidur sebelum kamu pulang]

Ares hanya membacanya, tanpa keinginan untuk membalas.

[Renata : oke, gak papa gak dibales. Setidaknya kamu baca]

Ares sebenarnya tidak ke mana - mana. Dia sedang ada di atas atap markasnya. Dulu - dulu, saat pikirannya sedang rumit, dia juga selalu menghabiskan waktu di sini, sendirian.

Ya, dia selalu sendirian. Dulu, dia tidak memiliki seorang Renata. Para wanita yang ada di sisinya hanya mainan untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi, bukankah sekarang harusnya lebih baik?

Tapi kenapa dirinya sangat ketakutan sekarang?

Dia takut menghilang. Dia takut Ares tidak lagi eksis di muka bumi ini. Rasanya lebih menakutkan daripada kematian.

Setidaknya jika mati, jiwanya masih ada. Hanya berpindah alam. Tapi saat fusi, apa yang akan terjadi? Dia akan lenyap bukan?

Lalu dia tidak bisa bersama Renata lagi?

Oke, Renata memang tidak akan ke mana - mana. Tapi dia hanya bisa bersama Renata sebagai Dirga bukan sebagai Ares. Padahal dia ingin mencintai Renata dengan caranya.

Ares meremas kasar rambutnya sendiri, menenggelamkan kepala ke kedua lengannya yang tertekuk.

"Gue udah mau menanggung semua beban ini sendirian. Semuanya. Tapi kenapa gue harus dipaksa jadi Dirga. Gue bukan Dirga...," gumamnya.

"Apa belum cukup pengorbanan saya selama ini?" 

Ares tersentak saat tiba - tiba dia mendengar suaranya sendiri.

Bukan, bukan suaranya. Siapa?

"Renata, bukankah saya nggak pernah bersikap egois? Saya mau berpura - pura menjadi Dirga, membiarkan dunia tidak mengenal Satya. Saya bahkan selalu pura - pura jadi Dirga saat dia bersama Irena dulu dan Irena sama sekali tidak curiga. Saya ingin jadi penulis tapi saya rela pergi ke kantor mengurus pekerjaan Dirga sementara saya menggunakan identitas palsu untuk menerbitkan buku. Saya selalu hidup di bawah bayang - bayang Dirga. Tapi... tapi kenapa itu semua belum cukup?" 

"Saya mau jadi manusia yang utuh walaupun harus berbagi waktu dan tubuh. Kenapa saya harus berfusi dengan yang lain? Saya nggak pernah membuat masalah. Tolong, tolong biarkan saya menjadi Satya!" 

"Satya?"

Tubuh Ares mulai bergetar. Di dalam dadanya, jantung Ares memberontak keras.

Apakah benar dia akan berfusi dengan Satya? Apa yang terjadi selanjutnya jika itu benar?

Di balik sikap keras dan gayanya yang garang, Ares menyimpan luka yang sangat menyakitkan dalam dirinya. Luka yang sejatinya selalu saja menggerogoti jiwanya. Hanya saja Ares bertekad tidak akan kalah dengan ingatan apapun yang menjajah otaknya.

Luka itu hanya dia yang tanggung. Alter lain hanya punya sebagian kecil ingatan. Itupun samar - samar. Sedangkan Dirga yang mereka lindungi tidak tahu apa - apa.

Walaupun Ares bukan alter yang pertama terbentuk, tapi Ares adalah main protector alias pelindung utama. Dia yang paling kuat tapi yang paling menderita.

Andika melindungi memori manis Dirga yang terlupakan. Andika adalah Dirga yang tidak tumbuh menjadi dewasa.

Tapi Ares?

My Six HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang