Bab 48

205 14 0
                                    

Sebenarnya, rumah Bagas tidak jauh dari tempat bermain Renata dan Dirga tadi. Tapi karena jalanan yang padat dengan kendaraan, mereka harus melalui kemacetan dan baru tiba setelah satu jam kemudian.

Suasana hati Renata sudah buruk semenjak Bagas meneleponnya dan memberitahu bahwa tantenya ada di rumah.

Renata tidak bisa menghilangkan bayangan memori saat mereka mengusirnya dengan kasar waktu itu. Masih jelas dalam ingatan Renata bagaimana Suri dengan kejam tidak memberinya uang sepeser pun padahal Bagas memiliki jatah dari penjualan tanah warisan kakeknya sebesar 300 juta.

Dirga melihat raut wajah istrinya yang tertekuk dan sadar bahwa Renata dalam suasana hati yang buruk. Selain berusaha meningkatkan mood Renata dengan memberinya beberapa camilan dan minuman, Dirga tidak melakukan apapun untuk membujuk Renata. Dirga tahu bahwa pada saat seperti ini, Renata pasti tidak sedang ingin diajak bicara.

Begitu mereka tiba di rumah Bagas, sebuah mobil lain sudah terparkir di halaman rumah. Renata mengenali mobil itu sebagai milik Om Henry - suami dari Tante suri.

"Ayah, aku datang," Renata melangkahkan kakinya ke rumah di mana dia menghabiskan masa kecilnya ini.

Di ruang tamu sudah ada Om Henry, tante Suri, Ardi dan acika yang sedang duduk di sofa menikmati beberapa cemilan sambil mengobrol ceria dengan Bagas.

Begitu melihat Renata dan Dirga datang, empat orang itu terlihat sumringah. Mereka bahkan berdiri untuk segera menyalami dan menyambut dua orang yang baru saja masuk itu.

"Renata, Dirga, akhirnya kalian datang juga," Bagas juga sumringah.

"Gimana kabar Ayah? Maaf Dirga jarang ke sini, Yah," ujar Dirga setelah bersalaman dan berpelukan dengan Bagas.

"Ayah baik. Kamu nggak perlu merasa nggak enak gitu. Ayah tahu kok kamu sibuk. Renata ke sini seminggu sekali aja, Ayah sudah sangat senang," Bagas menepuk pundak Dirga.

Sempat Bagas berpikir Renata mungkin mendapat perlakuan kurang baik dari Dirga atau keluarganya. Bagas berpikir demikian karena tahu betul bagaimana ceritanya Renata bisa menikah dengan Dirga.

Itulah sebabnya di awal pernikahan Renata, Bagas sebenarnya sering sakit karena memikirkan keadaan Renata. Hanya saja dia meminta asisten dan perawat yang digaji Renata untuk merahasiakan dari Renata.

Puncaknya, Bagas demam tinggi. Dia sering mengigau menyebut nama putrinya sehingga perawat terpaksa memberitahu Renata. Jadi Renata meninggalkan Ares yang saat itu dirawat di rumah sakit pasca kecelakaan yang menimpanya.

Namun semenjak hubungan Renata dan Dirga membaik , apalagi setelah Dirga mengumumkan ke publik status Renata, kondisi Bagas menjadi jauh lebih bugar.

"Kenalkan, ini adik ayah, tantenya Renata. Namanya Suri," Bagas memperkenalkan Suri kepada Dirga.

Saat Dirga mengalihkan pandangannya kepada Suri, wanita itu tersenyum lebar ke arahnya.

"Renata, tante bangga deh sama kamu. Kamu pintar pilih suami."

"Untuk apa kalian ke sini?" Renata menyela.

Dirga paham itu adalah tanda baginya untuk tidak bersikap terlalu ramah pada tamu - tamu ini.

"Rena? Kenapa kamu ketus begitu, Nak?" Bagas terlihat terkejut. "Tante Suri lagi kesusahan. Dia terjerat utang di bank karena Acika sempat sakit dan sekarang dept collector lagi kejar - kejar dia. Tapi ayah punya uang kok, kamu nggak perlu keluar uang."

"Hm... Renata, maaf soal kesalahpahaman kita waktu itu. Kita kan keluarga. Nggak baik lama - lama nggak rukun," cengir Suri tak tahu malu.

"Kesalahpahaman apa?" tanya Bagas.

My Six HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang