Bab 50

204 16 0
                                    

"Satya?" Untuk sesaat, Renata bingung apa yang harus dia lakukan.

Renata tergoda untuk merayu Satya lebih jauh. Sepertinya momen ini sangat pas untuk mendekati Satya. Tapi saat Renata ingat janjinya pada Daniel, Renata segera menepis niat itu.

Dia baru saja mendapatkan kepercayaan Daniel. Daniel adalah yang paling susah untuk diintegrasikan dengan Dirga karena orientasi seksualnya yang berbeda. Dia juga yang paling malas ke kantor. Jadi, Renata tidak boleh membuat Daniel membencinya.

Sementara Satya sendiri saat ini sedang linglung. Dia mencoba mencerna apa yang terjadi pada pikiran dan tubuhnya pasca muncul ke dunia luar beberapa detik yang lalu.

"Saya harus ke kamar mandi," Satya berdiri lalu beranjak ke kamar mandi.

Satya merendam tubuhnya ke dalam air yang sangat dingin. Dia memenuhi bathtub hingga tersisa kepalanya saja yang berada di permukaan.

"Apa yang barusan aku lakukan sih? Bodoh, Satya!" Satya memukul keningnya sendiri

Saat dia keluar entah menggantikan siapa, bibirnya sedang tertaut dengan bibir seorang wanita. Saat Satya menyadari bahwa itu adalah Renata yang sedang menciumnya, bukannya menjauh, dia malah membiarkan aktifitas mereka terus berlanjut.

Satya menenggelamkan seluruh tubuh termasuk kepalanya ke dalam bathtub, dia menyesali perbuatannya. Harusnya dia tidak boleh mencium istri adik kembarnya. Satya merasa dirinya tidak bermoral.

Cukup lama Satya berendam, tapi Renata menunggunya dengan sabar.

"Satya, kamu baik - baik aja?" Renata berdiri menyerahkan pakaian hangat baru kepada Satya.

"Saya baik - baik aja. Cuma butuh mendinginkan kepala aja," Satya menerima pakaian pilihan Renata lalu mengenakannya tanpa protes.

"Tadi Daniel udah berenang trus mandi. Lalu kamu malah mandi lagi."

"Daniel? Tadi kamu sama Daniel dan bukannya Dirga?" Satya menghentikan langkahnya padahal dia sudah hendak bersantai di balkon sambil menulis.

"Iya."

"Renata, kamu nggak boleh kayak gitu. Kamu istrinya Dirga. Kamu nggak pikirin perasaan Dirga kalau tahu kamu mesra - mesraan sama Daniel? Tunggu, apa kamu juga sedekat itu sama Ares dan Andika?"

"Satya, aku udah dapat ijin dari Dirga untuk dekat dengan kalian semua sebagai teman, pacar atau... istri. Aku tadi lagi berusaha membuat Daniel jadi straight," Renata berusaha menjelaskan.

Entah kenapa Renata gugup seolah dia baru saja ketahuan selingkuh. Mungkin karena aura Satya yang seolah menuduhnya seperti itu.

"Dirga kasih ijin kayak gitu? Saya nggak paham deh sama kalian," Satya menggeleng heran lalu melanjutkan niatnya menulis di balkon. "Saya mau nulis. Ingat aturan yang kita sepakati ya. Jangan ajak ngobrol kalau saya lagi nulis kecuali ada hal genting dan jangan berisik."

"Hm... iya."

Renata mendadak lesu. Satya ternyata masih menjaga jarak dengannya. Pria itu terus saja mengetik di laptop dalam kesunyian tanpa bicara sepatah kata pun. Begitu terus sampai Renata lelah dan ketiduran.

Paginya Renata mendapati Satya bergelung di sofa berbalut selimut tebal, masih terlelap. Entah pukul berapa pria itu tidur, tapi Renata pikir, kepulasan Satya menandakan pria itu sangat lelah.

Renata memeriksa dahi Satya, syukurlah suhunya normal. Tak ingin membangunkan suaminya, Renata memutuskan untuk menyeduh teh seperti biasa.

Tapi alarm kencang ponsel Satya berbunyi tak lama kemudian. Satya menggeliat bangun lalu mematikan ponsel itu.

My Six HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang