Bab 3

409 24 0
                                    

"Saya menyampaikan pesan dari Tuan Danar, Nyonya. Beliau bilang, harap untuk saat ini Nyonya bersabar menghadapi Nona Irena. Bagaimana pun sekarang, yang istri Tuan Dirga adalah Anda," ujar Merry yang saat ini sedang membantu Renata melepas kancing gaun belakangnya di kamar.

"Apa mereka pacaran?" Renata antara peduli dan tidak peduli. Melihat bagaimana berbedanya Dirga memperlakukan dirinya dan Irena, dia merasa tersaingi.

"Ya. Mereka pacaran sejak lulus SMA."

"Sejak lulus SMA? Gila! Berapa tahun itu?" Renata sampai batal melepas sanggulnya karena melongo.

"Tuan Dirga sekarang berusia 30 tahun jadi.. sekitar 10 sampai 11 tahun," jawab Merry.

"Astaga... pacaran apa kredit rumah?" celetuk Renata mengundang tawa keduanya.

"Mereka kelihatannya saling mencintai. Kenapa nggak menikah aja?" Ya, tentu saja Renata sangat penasaran soal ini.

"Tuan Danar tidak merestui hubungan mereka. Jadi, pernikahan mereka ditentang. Tuan Dirga tidak bisa melawan kakeknya," Penjelasan Merry ini sukses membuat Renata terperangah.

Bagaimana bisa Danar menentang hubungan Dirga dengan wanita yang dia pacari selama 11 tahun dan malah menikahkan cucunya itu dengan wanita asing dari keluarga biasa saja seperti dirinya?

"Kenapa Tuan Danar nggak merestui hubungan mereka, Merry?"

"Karena Tuan Danar tidak menyukai Nona Irena. Ngomong - ngomong, Anda harus biasakan memanggil Tuan Danar dengan sebutan opa. Beliau tidak akan senang jika Anda memanggilnya Tuan setelah menjadi istri Tuan Dirga."

"Oh. Oke. Apa kamu tahu alasan opa nggak suka sama Irena?"

"Eh?" Merry seperti tidak menduga pertanyaan itu. Dia sengaja mengalihkan wajahnya untuk fokus melipat gaun Renata demi menghindari tatapan Renata. "Saya tidak tahu, Nyonya."

"Oh. Baiklah," Sebenarnya Renata kurang lega. Dia sangat penasaran.

"Oh ya, Nyonya. Tuan Danar juga meminta Anda menghafal keluarga Mahendra yang tinggal di rumah ini. Orang tua Tuan Dirga sudah meninggal karena kecelakaan 15 tahun yang lalu. Di sini, Tuan Dirga tinggal bersama Tuan Danar beserta keluarga paman dan bibinya," Merry mulai berdiri tegak lagi usai memasukkan gaun Renata ke dalam kotak penyimpanan untuk dicuci.

"Paman tertua Tuan Dirga bernama Benny. Istrinya adalah Nyonya Lia. Mereka punya satu putra bernama Reyhan. Hubungan Tuan Dirga dan tiga orang itu kurang baik. Tuan Reyhan bahkan menyukai Nona Irena sejak dulu. Bibi termuda bernama Carla dan suaminya bernama Fandy. Mereka punya putri kembar Sheril dan Sherly yang masih SMA. Tuan Dirga sangat memanjakan si kembar sekalipun mereka agak... agak nakal."

"Hm... baiklah. Akan aku ingat," Renata mengangguk paham sembari membersihkan make up di wajahnya.

"Nyonya, selain Tuan Danar dan Tuan Dirga, jangan percaya kepada siapapun anggota keluarga Mahendra yang lain," tambah Merry.

"Eh? Begitu? Baiklah. Aku mengerti."

"Apa ada lagi yang Anda butuhnya, Nyonya?"

"Sudah. Aku mau istirahat sekarang."

"Baiklah, Nyonya. Ini ada ponsel baru dari Tuan Danar. Di situ ada nomor Tuan Danar, Tuan Dirga, Tuan Satya, Tuan Andika, Tuan Daniel, Tuan Ares dan juga nomor saya. Silakan dipergunakan, Nyonya."

"Oh, oke. Terimakasih, Merry."

Merry membungkuk hormat lalu pergi meninggalkan Renata sendiri. Dirga belum kembali setelah Merry keluar, mungkin masih bersama Irena. Renata tidak mau terlalu memikirkannya. Jika dia terlalu menggunakan perasaannya, bisa - bisa dia gila. Lebih baik dia santai saja menjalani pernikahannya.

My Six HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang