Bab 137

90 13 0
                                    

Keesokan harinya, tidak sulit bagi Renata dan Satriya menemukan keberadaan Angga karena Aditya sudah memiliki semua informasi yang mereka butuhkan. Aditya bahkan pernah mengobrol sangat lama dengan Angga beberapa hari yang lalu demi mendapatkan informasi sebanyak mungkin.

Setelah mengantongi alamat Angga, Renata dan Satriya menuju lokasi tersebut dengan mobil. Sepasang suami istri itu duduk di belakang sementara Putra mengemudikan mobil dengan Merry duduk di sampingnya. Satriya meremas tangannya sendiri sepanjang jalan, dia merasa begitu gugup dan cemas. Walaupun pria itu terlihat tenang seolah sedang menikmati pemandangan jalan raya lewat kaca jendela mobilnya, tapi dadanya sebenarnya sedang bergemuruh.

Takut sekaligus khawatir, itulah yang memenuhi pikiran dan perasaan Satriya. Renata yang menyadari betul bagaimana suasana hati suaminya dengan lembut meraih tangan Satriya dan menggenggamnya.

"It's okay," ucap Renata sambil mengulas senyum manisnya.

"Gimana kalau Angga nggak mau maafin aku?" Satriya menatap Renata penuh kekhawatiran.

Renata membalas pertanyaan itu dengan sebuah senyuman hangat yang menenangkan sebelum dia berkata, "Kita nggak bisa mengontrol perasaan dan keputusan orang lain, Satriya. Kalau Angga nggak maafin kamu, kamu cukup memahami bahwa mungkin itu berat buat dia melupakan dan mengikhlaskan masa lalunya. Tapi bukan berarti kamu selamanya buruk, karena kamu udah menyesali perbuatan kamu dan berusaha memperbaikinya. Nilai kita sebagai manusia itu dilihat dari yang ada di sini." Renata menunjuk dada kiri Satriya.

"Dari apa yang ada di hati kamu bukan dari apa yang ada di pikiran dan sangkaan orang lain. Jadi, kalaupun nanti yang terjadi nggak sesuai harapan, kita berdoa aja Angga bisa segera sembuh dari luka masa lalunya sehingga hubungan kalian suatu hari nanti bakal kembali baik," pungkas Renata.

Suasana dalam mobil sempat hening. Tidak hanya Satriya, Putra dan Merry pun takjub seperti sedang mendengar wejangan tetua yang sangat bijak. Merry sangat kagum kepada Renata, begitu pula Putra. Putra pun bersyukur karena tuannya itu semakin stabil semenjak mau menerima istrinya.

"Aku sedikit lega dengernya," ungkap Satriya. "Sebenarnya, dulu aku diancam sama Carla.'

"Saat kamu jadi Satya?" tanya Renata.

"Ya. Dia bilang tertarik sama temanku yang namanya Angga. Awalnya, Carla menawarkan ke Angga untuk jadi submisifnya baik-baik. Tapi Angga menolak. Trus pas Carla tahu aku Satya dan aku adalah kakak kembar yang sangat menyayangi Dirga, dia mengancamku. Dia bilang, dia akan jebak Dirga dan lakukan apapun supaya Dirga yang gantiin Angga nggak peduli Dirga itu keponakannya sendiri. Usiaku waktu itu masih tanggung. Dan aku nggak sekuat Ares. Aku lemah. Saat wanita gila itu mengancamku, aku nggak bisa berpikir jernih karena aku mau melindungi Dirga. Aku mengorbankan temenku yang nggak tahu apa-apa demi diriku sendiri." Satriya mengkhiri kisahnya dengan mata yang berembun menatap istrinya.

Renata memandangi wajah suaminya. Mata Satriya berbinar dengan kesedihan yang tak terucap. Ya, Satriya sudah mengungkapkan bahwa dia khawatir dan cemas, namun Renata merasa apa yang masih tersimpan di dalam hati pria itu jauh lebih dalam dari apa yang mampu diucapkan oleh bibirnya. Apa yang terucap hanyalah puncak gunung es yang menipu.

Wanita itu melihat bagaimana wajah Satriya mulai memucat, matanya melebar penuh dengan ketakutan dan penyesalan yang mendalam. Bibirnya bergetar, seolah mencoba untuk mengucapkan permintaan maaf yang telah lama tertahan. Dia bisa melihat bagaimana masa lalu telah mengejar dan mengepung suaminya dengan beragam perasaan negatif, memaksa dia untuk berhadapan dengan konsekuensi perbuatannya itu.

"Aku ngerti," ujar Renata setelah kesunyian yang cukup panjang. "Posisi kamu pasti sulit banget sampai kamu nggak bisa berpikir jernih. Jangan khawatir, Satriya. Seringnya, apa yang terjadi nggak separah yang kita cemaskan. Lagian, aku bakal selalu ada di sisi kamu gimanapun keadaan kamu, selamanya."

My Six HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang