Bab 66

161 15 0
                                    

Renata tersenyum. Dia pikir ini sudah hampir pagi. Ternyata saat dia melirik jam di dinding, jarum - jarumnya menunjukkan pukul 2 dini hari. Itu artinya baru beberapa jam setelah dia terlelap. Jadi Daniel lagi - lagi menghilang dengan cepat. Kasihan juga dia, pikir Renata.

Tatapan mata Renata jatuh pada milik suaminya yang terlihat mengeras di dalam celana. Jadi dia sempat tidak mengira bahwa itu adalah Daniel yang pura - pura.

"Kamu ya, baru juga keluar gantiin Daniel, udah pengen aja. Aku sebenernya masih ngantuk, tapi nggak papa deh. Kan aku cinta sama kamu," Renata menyatukan kedua pergelangan lalu mengulurkannya kepada Daniel.

Daniel mengedipkan matanya dengan lambat, mengerjap bingung kenapa Renata menyodorkan tangannya dengan posisi seperti itu. Renata jadi curiga.

Karena tidak tahu apa maksud Renata, Daniel dengan tololnya menelangkup kepalan tangan Renata dengan kedua telapak tangannya sendiri lalu mengecup punggung tangan Renata.

Tetooot!!!

Daniel melirik Renata, berharap apa yang dia lakukan itu benar. Bukankah itu tadi romantis?

Tapi tentu saja itu salah dan bukan kebiasaan Ares sama sekali. Renata tersenyum kaku untuk sesaat. Kali ini siapa suaminya yang mencoba menipunya?

Sudah biasa Renata menyodorkan tangannya seperti tadi saat dia menyerahkan dirinya kepada Ares. Maka Ares akan langsung mengikat tangan Renata dengan tali apapun yang ada di dekat mereka.

Tapi pria di hadapannya ini terlihat sekali sedang berpikir keras. Jelas dia bukan Ares. Dirga bukan tipe yang akan mengakui dirinya sebagai alter, sementara hidup Satya terlalu serius untuk melakukan hal absurb.

Jangan - jangan Daniel... tapi kenapa Daniel menyentuhnya diam - diam? Bahkan sepertinya, senjata kebanggaan Daniel telah bereaksi. Jangan - jangan Daniel benar - benar mulai jatuh cinta padanya.

Ada banyak pertanyaan di kepala Renata. Bertekad mencari tahu jawabannya, Renata memutuskan untuk mengikuti permainan Daniel.

Melihat senyum kaku Renata, jantung Daniel berdetak kencang.

"Salah nih... salah nih kayaknya..." 

"Renata-"

"Ssst!!" Renata meletakkan jari telunjuk di bibir Daniel. "Tadi Daniel nyanyi jingkrak - jingkrak, apa kamu capek? Kalau gitu biar aku yang lakuin, kamu diem aja."

Daniel melotot panik saat Renata menurunkan resleting celananya. Mau mencegah tapi ingin. Ingin tapi malu.

"Re, Re, ini aku-"

"Sst!!" Renata lagi - lagi melarang Daniel bicara.

"Salah sendiri mengaku - aku jadi Ares. Rasakan!" ujar Renata dalam hatinya.

Renata memanfaatkan momen ini untuk memberi Daniel pengalaman bersama wanita sekaligus mengerjainya. Apalagi, susah sekali membuat Daniel bereaksi seperti ini. Ini adalah pertama kali Daniel menunjukkan ketertarikan padanya, tidak akan Renata sia - siakan.

"Woo woo woo ngapain? Kamu mau ngapain?" Daniel semakin heboh saja saat tangan Renata bergerak naik turun memanjakan miliknya.

"Enak nggak?" goda Renata.

"Enak! Mak - maksudku, aku Daniel, bukan Ares."

Renata tertawa kecil. "Aku tahu."

"Hah? Tahu?"

"Ya iyalah tahu. Ares nggak heboh kayak kamu," Renata terkekeh, tapi tidak menghentikan perlakuannya di milik Daniel.

Daniel ingin menenggelamkan dirinya di kolam lumpur. Harusnya sedari awal, dia tidak coba - coba untuk menjadi Ares saat ketahuan raba - raba tubuh Renata. Harusnya dia mengarang alasan seperti bergerak dalam tidur atau berada di bawah pengaruh makhluk ghaib.

My Six HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang