Bab 76

160 17 1
                                    

Nafas dua insan itu mulai memberat. Sesekali mata mereka terpejam saat mulai merasakan gelenyar memabukkan yang berasal dari gesekan kulit mereka. Namun sesekali juga saling menatap lembut saat ada jeda di antara pertautan bibir mereka yang basah.

Pertukaran saliva, suara lenguhan yang terlepas tanpa mereka rencanakan, serta sentuhan nakal yang sesekali menggelitik, telah berhasil membentuk perpaduan rasa yang menegakkan bulu kuduk keduanya.

Renata dan Daniel menyatukan kening dan hidung mereka, merasakan hawa panas dari hembusan nafas pasangannya. Kehangatan itu mengalir lembut dari wajah lalu menjalar ke seluruh tubuh mereka yang mulai meremang entah lewat saluran apa.

Renata mencuri pandang sebentar ke wajah Daniel yang sepertinya sudah berubah menjadi mode serius kali ini.

Ya Tuhan, Renata sangat mencintai pria ini. Dia mencintai suaminya dengan segala kepribadiannya yang aneh - aneh. Andai keberadaan para alter ini tidak menyusahkan Dirga, Renata tidak keberatan sama sekali menghadapi empat karakter lain bahkan sepuluh sekali pun.

Bagi Renata mereka sama saja. Sama - sama pria yang telah menakhlukkan hatinya.

Daniel tanpa diduga juga menerima hantaman perasaan asing di dadanya. Pelukan lembutnya yang disertai usapan di punggung Renata terasa amat manis, merekahkan sesuatu dalam dada Daniel yang selama ini terlanjur layu.

Bahkan saat jemari Daniel dengan lincah berhasil melepas kaitan bra Renata, Daniel tidak terburu - buru mengincar dua gunungan seksi yang tadinya ditutupi oleh kain itu.

Daniel masih terus melakukan aktifitasnya, mengusap lembut punggung polos Renata sembari sesekali mendaratkan kecupan di pundak istrinya itu.

Belasan dan puluhan kecupan, sampai Daniel merasa cukup meluapkan perasaannya. Daniel melepas dekapannya, menatap bagian depan tubuh Renata yang terbuka.

Dia tahu dua bukit yang indah di hadapannya itu telah berhasil membuatnya menelan saliva beberapa kali tadi. Tapi sekarang mata Daniel malah menyasar ke perut Renata yang sudah agak buncit.

Papa keempat...

Begitulah sebutan yang Renata berikan padanya. Ya, di memang suami keempat Renata. Sekalipun ini akan jadi pertama kalinya Daniel menyentuh Renata tapi tubuh ini telah melakukannya berulang kali sebagai alter lain.

Oh tidak, Daniel tidak mau menghilang. Dia tidak mau bergabung, berfusi, menyatu atau apapun istilahnya dengan Dirga ataupun alter lain. Dia ingin selamanya menjadi Daniel. Dia ingin hidup sebagai Daniel. Dia ingin memiliki dan mencintai Renata dengan cara Daniel, bukan dengan cara Dirga, Satya ataupun Ares.

Namun, di tengah pikirannya itu, tiba - tiba saja kedua sudut bibir Daniel terangkat saat pria itu mengusap perut buncit Renata.

"Kenapa?" tanya Renata yang penasaran dengan senyum yang mendadak terulas itu.

"Nggak kenapa - napa. Aku cuma terharu aku akan dipanggil papa," jawab Daniel.

Renata membalas senyuman Daniel dengan sama manisnya, sama tulusnya. "Kamu memang papanya."

"Yup. Ayo meresmikan gelarku sebagai papa keempat," Daniel mengerling nakal.

Pria itu membalik posisi mereka. Kini, Renata berbaring di bawahnya.

"Baby, papa keempat mau jenguk kamu di dalam. Siap - siap ya," ujar Daniel usai mendaratkan kecupan singkat di perut Renata.

Perlahan, Daniel menurunkan satu - satunya kain yang masih menempel di tubuh Renata. Daniel melemparnya ke sembarang arah saat kain segitiga itu berhasil terlepas melalui kaki Renata.

My Six HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang