Bab 30

299 18 0
                                    

Sherly mengakhiri panggilan itu. Dia segera mematikan ponselnya. Saat dia berbalik untuk kembali ke kamarnya, langkahnya terhenti melihat Renata ternyata sudah termangu menatapnya.

"Sherly, uang yang tadi Dirga kasih bukan buat proyek penelitian kan?" todong Renata langsung ke intinya.

"Apaan sih? Nggak usah ikut campur deh. Kamu itu bukan siapa - siapa di sini!"

"Bukan siapa - siapa? Aku istrinya Dirga."

Sherly mendengus. "Kak Dirga aja nggak peduli sama kamu. Dia bilang kamu cuma perempuan yang dibeli sama opa. Dia cintanya sama kak Irena."

Renata menghela nafas, berusaha tetap sabar.

"Oke. Itu nggak update. Dirga udah nggak kayak gitu. Sekarang hubungan kami kayak suami istri pada umumnya kok. Sherly, aku juga kakakmu. Kamu punya masalah? Kamu diperas? Cerita aja, aku dan Dirga pasti bantu."

"Bukan urusan kamu," Sherly membuang muka lalu pergi meninggalkan Renata.

Renata berniat kembali ke kamar setelah dia mengambil sekotak jus jeruk dari kulkas. Tapi orang yang tidak dia harapkan berjalan ke dapur dan menyeringai benci saat tatapannya jatuh pada sosok Renata.

"Wah, istri bayaran ada di sini ternyata," sindir Reyhan.

Renata memutar bola matanya, jengah. "Gimana kabar karir kamu? Udah setengah hancur apa hancur seluruhnya?"

Alih - alih menanggapi ucapan Reyhan tadi, Renata memilih balas menusuk jantung Reyhan dengan sama kerasnya.

"Sialan," umpat Reyhan.

Pria itu lalu mencengkeram pipi Renata dengan sangat kuat. "Lihat aja, nggak cuma kamu yang bakal aku singkirkan tapi juga Dirga. Gara - gara kalian aku harus pindah ke luar kota bulan depan dan kerja di perusahaan paling kecil di Bimashakti grup. Opa bahkan hanya kasih aku jabatan sebagai manager. Tapi kalau kamu dan Dirga pikir aku akan menyerah, kalian salah besar."

"Singkirin tanganmu dari wajah istriku!" Dirga muncul lalu menghempaskan tangan Reyhan. "Kalau nggak mau aku hajar, yang sopan sama Renata."

Reyhan bersiul dengan gaya mengejek. "Apa ini? Lo udah cinta sama dia? Enak kah servisnya sampai bisa berubah haluan? Lo udah nggak mikirin istri gue lagi kan?"

"Irena? Ambil aja dia, aku nggak butuh. Ayo, sayang," Dirga menarik tangan Renata untuk kembali ke kamar.

"Ngeselin banget," rutuk Dirga begitu mereka tiba di kamar. "Kamu nggak papa?"

Dirga mengusap pipi Renata yang tadi dicengkeram oleh Reyhan.

"Nggak papa kok. Reyhan bilang dia mau pindah bulan depan. Jadi nggak ada dia sama Irena lagi dong di rumah ini?"

Dirga mengangguk. "Ya, dia dipindahin ke Jawa Timur. Kata Putra kemarin Om Beny marah - marah. Padahal masih untung opa cuma pindahin dia bukan memecat sepenuhnya."

"Ih, iya deh. Suka nggak ngaca. Padahal mereka sendiri yang curang. Syukurlah kalau mereka nggak akan di sini lagi."

"Hm."

"Eh, Dirga. Tadi waktu mau ke dapur aku mergokin Sherly bicara sama seseorang di telepon," Renata mencoba mengangkat topik Sherly.

"Trus?"

Renata menceritakan semua yang dia dengar beserta percakapannya dengan Sherly.

"Astaga, Sherly...," Dirga bergumam lirih.

"Aku bakal cari tahu. Kamu nggak perlu khawatir. Nanti kalau udah ada hasilnya aku kasih tahu kamu."

Renata mengangguk. "Oke."

My Six HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang