Bab 49

190 16 0
                                    

Yah! Batal sudah pagi romantis yang Renata rancang untuk dirinya dan Dirga. Tapi karena dia sudah bucin pada semua suaminya, siapapun yang bangun, tidak jadi masalah bagi Renata.

"Awali pagi dengan senyuman, Daniel. Jangan pasang muka jutek kayak gitu. Mau teh?"

Renata menyodorkan cangkir teh yang masih beruap. Daniel tergoda untuk sesaat ketika aroma teh melati itu menyapa indera penciumannya.

Tapi dia gengsi. Dia sedang merajuk pada Renata, titik.

"Nggak ada ramah tamah. Aku kesel sama kamu," Daniel memalingkan muka.

Tidak senang dekat lama - lama dengan Renata, Daniel menyingkap selimutnya dengan kasar, hendak pergi ke kamar mandi.

"Astaga astaga!" Daniel dengan panik meraih selimut yang terlanjur jatuh ke lantai karena dia hempaskan begitu saja.

Renata terkikik melihat Daniel sibuk menutupi tubuh telanjangnya pasca terkejut mendapati dirinya tak memakai celana dalam.

"Selalu begini! Kenapa sering banget sih ngelakuin ini? Apa setiap hari? Hobi kok henak - henak," gerutu Daniel.

"Namanya aja henak - henak ya pasti henak lah. Makanya Dirga dan Ares sangat suka. Kamu nggak mau coba?"

"No way!" Daniel hanya merengut sembari melilitkan selimut ke pinggangnya lalu berjalan seperti penguin ke kamar mandi.

Renata tertawa kecil. Dia menanti suaminya selesai mandi dengan bersantai di balkon kamar. Sebelumnya, dia sudah menyiapkan pakaian kerja Dirga untuk Daniel kenakan.

"Daniel, pakai ini, ya? Kita ke kantor sama - sama," Renata merentangkan pakaian kerja Dirga di hadapan Daniel.

"Ma - les," ketus Daniel.

"Daniel, aku minta maaf," Renata memasang wajah sedih ala anak kucing yang menggemaskan, lengkap dengan mata yang berkaca - kaca.

Mata Daniel memicing, mencoba menyelisik apa arti dari ekspresi yang ditampilkan renata.

"Maafin aku. Aku pasti bikin kamu kesal. Apa aku menyakiti hati kamu? Gimana kalau kita baikan lalu buat perjanjian?" usul Renata.

"Perjanjian apa?"

"Perjanjiannya... aku nggak akan dekati Satya. Tapi sebagai gantinya kamu harus mau ke kantor gantiin Dirga. Kamu cuma perlu hadir supaya karyawan nggak mengira Dirga libur. Sementara Dirga nggak ada, tugasnya akan dipegang oleh aku dan Putra. Mau ya? Walaupun kamu nggak ada dan aku lagi sama Satya, aku nggak akan dekati dia. Kita kan bestie. Bestie nggak memperebutkan cowok yang sama. Ya, kan?"

Renata menanti jawaban Daniel. Trik ini, semoga saja berhasil, pikirnya.

"Kamu nggak akan merayu Satya dan aku cuma perlu menampakkan batang hidung di kantor Dirga?"

Renata mengangguk cepat. "Tapi, perjanjian ini akan habis masa berlakunya kalau kamu udah nggak suka sama Satya lagi."

"Apa? Aku bakal terus suka sama Satya. Aku cinta sama dia!"

"Oh my God!" Renata meletakkan satu tangannya di dada, memasang ekspresi takjub.

"Itu style-ku."

"Ops sorry. Hehe. Soal itu... kita lihat aja nanti," tantang Renata. "Jadi gimana? Deal, ya?"

"Oke. Deal!" Daniel meraih baju Dirga dari tangan Renata.

Daniel melucuti pakaian santainya hingga menyisakan celana dalam saja. Lalu tanpa canggung langsung mengganti baju di depan Renata.

"Itu nggak malu ganti baju di depanku," celetuk Renata.

"Pokoknya nggak kelihatan belalai gajahnya kayak tadi. Cuma begini aja di kolam renang club juga sering."

My Six HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang