Bab 73

172 14 0
                                    

"Dulu, ada sebuah proyek pemerintah yang di-handle oleh perusahaan konstruksi milik Tuan Danar. Kalau tidak salah itu adalah proyek bendungan. Perusahaan konstruksi kalian terkenal punya kualitas yang baik. Tapi tiba - tiba bendungan itu jebol, menewaskan banyak pekerja dan warga sekitar. Berita besar saat itu. Banyak korban jiwa. Setelah proses investigasi yang cukup panjang, polisi mendapat bukti bahwa ada korupsi besar dalam proyek itu," ungkap Bu Diana.

Sampai di sini, Dirga sudah punya perkiraan ke mana arah pembicaraan ini. Kasus korupsi pada proyek pemerintahan, Dirga sudah sering mendengar kasus semacam ini.

"Direktur utama perusahaan konstruksi kalian menyuap Pak Ari Wijaya - ayah dari tunangan papa kamu, agar proyek itu diserahkan ke perusahaan kalian. Tapi tidak hanya sampai di situ. Ada korupsi yang lebih besar, yaitu korupsi pengadaan material. Harga di mark up tapi material yang dibeli malah yang murah dengan kualitas di bawah standar. Bendungan jebol, lalu banyak korban jiwa. Perusahaan kalian dituntut, oknum pemerintah yang terlibat beserta direktur utama kalian dipenjara, termasuk Pak Ari Wijaya.

Tuan Danar terkenal sebagai pengusaha yang bersih selama ini. Setelah semua pelaku dipenjara, Tuan Danar mengadakan konferensi PERS untuk meminta maaf kepada publik. Tuan Danar mengganti semua kerugian dan memberi kompensasi kepada keluarga korban. Tapi, Tuan Danar juga membubarkan perusahaan dan memindahkan seluruh karyawannya ke perusahaan Bimashakti Grup yang lain. Pernikahan papa kamu dan putri Pak Ari Wijaya juga dibatalkan. Begitulah. Banyak yang menduga pembatalan itu karena kasus ini juga."

Bu Diana mengakhiri ceritanya. Baik Dirga maupun Renata hanya mampu terdiam untuk sesaat.

"Anda pikir, saya nggak tahu sebusuk apa Anda, hah? Nama baik nomor satu, ya kan? Anda menutupi fakta kematian ibunya Dirga demi nama baik. Anda menutupi penyakit mental Dirga juga demi nama baik. Dan Anda menutupi semua yang terjadi dalam rumah itu juga demi nama baik keluarga Mahendra yang terhormat!"

Renata teringat apa yang Ares katakan pada Danar tempo hari. Dugaan Bu Diana mungkin saja benar, bahwa Danar membatalkan pernikahan Arga dan tunangannya karena takut mencemari nama baik keluarga Mahendra jika harus berbesan dengan koruptor.

Danar tidak terlalu peduli pada status sosial dan kekayaan para menantunya. Yang terpenting adalah mereka orang baik yang berasal dari keluarga baik - baik. Koruptor dan narapidana tentu saja tidak ada dalam daftar besan impian. Bahkan, Bagas yang penjual bakso pun lebih layak daripada Ari Wijaya karena tidak pernah bermasalah dengan hukum. Itulah pola pikir Danar.

Dirga pun berpikir demikian. Mungkin, papanya terlanjur mencintai tunangannya itu. Mungkin, papanya tidak pernah bisa melupakan mantan kekasihnya dan menerima perjodohannya.

Jika seperti ini siapa yang salah?

Danar yang menjodohkan putranya dengan wanita yang tidak dia cintai, Arga yang tidak bisa menerima pernikahannya walaupun sudah ada Dirga di antara mereka, ataukah Veronica yang melampiaskan kekecewaan serta kemarahannya kepada putranya yang tak berdosa?

Atau mereka semua yang salah?

Dirga tidak tahu. Rasanya Mencari tahu siapa yang salah bukanlah prioritas untuk saat ini. Bahkan, kalaupun Dirga mendapat permintaan maaf dari mereka, apa yang terjadi pada mentalnya belum tentu menjadi sepenuhnya pulih?

"Terimakasih, Bu Diana," Tidak bisa memberi komentar apapun, Renata dan Dirga hanya mampu memberi ucapan terimakasih kepada pengurus panti yang telah membesarkan Veronica itu.

Sepasang suami istri itu pulang setelah sempat bermain dengan beberapa anak panti dan memberikan donasi untuk mereka.

Di mobil, mereka masih membicarakan apa yang ada di pikiran masing - masing mengenai cerita Bu Diana.

My Six HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang