Bab 95

127 19 0
                                    

Renata tidak punya pilihan lain selain menunggu 10 menit lagi sesuai permintaan Daniel.

Sambil menunggu, Renata terus memikirkan soal kelinci hias itu. Dalam hati dia takut bahwa itu benar-benar suaminya yang berubah menjadi alter lain dini hari tadi lalu menghilangkan nyawa para kelinci.

Kenapa pula CCTV kebetulan rusak?

Fakta ini membuat Renata semakin yakin bahwa kejadian ini pasti disengaja.

"Putra, kamu udah hubungi kenalan rekan kamu yang detektif swasta itu?" tanya Renata kepada Putra melalui panggilan telepon.

"Sudah, Nyonya. Kasus ini resmi ditangani olehnya. Saya juga telah mengatur pertemuan beliau dengan Anda dan Tuan Satriya," jawab Putra.

"Sekarang dia jadi Daniel," ucap Renata. "Nggak papa. Ini kesempatan buat tanya apa Daniel yang menemui cewek itu."

"Baik, Nyonya. Apapun info yang Anda peroleh, saya menunggu kabar tersebut untuk saya sampaikan kepada detektif swasta itu," balas Putra.

"Oke, Putra. Terima kasih."

Renata memejamkan mata usai mengakhiri panggilan telepon dengan Putra. Dia melakukan olah nafas ringan untuk meredakan kekalutan dalam hatinya.

Satriya pasti terguncang semalam sampai-sampai pagi ini dia berubah menjadi Daniel. Tidak apa, ini kesempatannya untuk memastikan apakah suaminya yang ada di video itu Daniel atau bukan.

Tak terasa waktu pun sudah berlalu lebih dari 10 menit. Renata segera membangunkan Daniel lagi. Walaupun tambahan waktu yang Daniel minta sudah lebih dari 10 menit, tapi tetap saja pria itu malas-malasan.

Karena kesal, Renata memasukkan earphone ke telinga Daniel lalu memutar musik rock keras-keras.

"Aaarrghh! Bencana buat telingaku ini!" Daniel dengan kesal melepas earphone itu lalu melemparnya ke lantai.

Dengan susah payah dia bangkit dan membuka mata. "Oke. Aku kerja," ucapnya.

"Eh?" Daniel mendadak seperti tersadar akan sesuatu. "Bukannya terakhir kali ...."

"Kenapa?" tanya Renata.

"Re! Mana anakku? Mana mereka? Aku mau gendong!" Daniel berlari ke arah keranjang bayi. "Duh, kok udah gede sih! Aku nggak muncul berapa lama?"

"3,5 bulan," jawab Renata.

"Hm ... eh, tapi ... kenapa jadi tiga, Re? Apa pas akhir-akhir nambah satu? Tunggu, bajunya baju cewek nih!" Daniel berdiri tepat di samping keranjang Sherina.

"Mana bisa pas akhir-akhir nambah satu, sih? Itu Sherina. Dia anaknya Sherly," jawab Renata.

"Oh ... anak Sherly. Tapi kok tidur di sini bukannya sama mamanya?"

Renata menghela nafas. "Sherly meninggal waktu lahirin dia."

"Ya Tuhan! Sherly meninggal?" Daniel sontak menoleh iba ke arah Sherina. "Kasihan kamu, Sherina. Udah gak diinginkan papamu, mamamu meninggal pula. Ya udah ikut om ganteng aja, ya?"

"Sherina panggil papa ke Dirga dan Satriya," sela Renata. Sebenarnya, Renata penasaran pada reaksi Daniel. Dia ingin tahu apa Daniel menerima Sherina sebagaimana Dirga atau menolaknya seperti Satriya.

"Berarti aku papa ketiga Sherina juga dong? Sip! Mulai sekarang, Sherina ikut papa ketiga ya," Daniel mengendong Sherina. "Gendut ya kamu. Satya sama Ares nggak segendut kamu lho padahal."

"Jangan body shamming!" ujar Renata.

"Ah! Masak gitu doang body shamming sih? Mama kamu terlalu sensitif, Sherina," gerutu Daniel.

My Six HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang