Bab 36

201 19 0
                                    

Daniel berjalan di depan dengan Renata dan semua wanita yang diculik di belakangnya. Daniel hanya berharap semua penjahat itu sudah dihabisi oleh para anak buah Ares dan Dirga agar dia dan pasukan cekingnya tidak berada dalam kesulitan.

Saat melewati lorong di mana Ferdi dan Julio berkelahi melawan anak buah Vincent tadi, Daniel melihat ada bercak darah di lantai. Bulu kuduknya merinding membayangkan apa yang terjadi. Entah itu darah siapa, yang jelas koridor ini sekarang kosong.

"Ayo, ke arah sana," Daniel mengucap kata tanpa bersuara kepada para wanita di belakangnya.

Samar - samar, mereka bisa mendengar suara keributan dari berbagai arah. Semakin mendekati pintu keluar, jantung para manusia dalam pelarian ini berdetak semakin kencang.

Sedikit lagi... sedikit lagi mereka semua bebas... 

Itulah harapan yang saat ini sedang melambung tinggi dalam angan - angan mereka. Apalagi, di antara mereka ada yang sudah satu tahun berada dalam neraka berbalut emas ini.

Namun harapan yang sudah meninggi itu harus bersiap untuk dihempaskan ketika mereka mendengar derap langkah kaki beberapa pria berlari kecil menghampiri mereka.

"Oh, no! Kita harus cepat!" ujar Daniel mengayunkan tangannya kepada para wanita itu agar mereka berlari lebih cepat.

Namun sebelum Daniel mencapai pintu...

"Wow... wow... ada yang berusaha kabur rupanya!" Suara berat Vincent menyapa telinga mereka.

Semua orang sontak terpaku dan langsung berbalik menatap si empunya suara.

"Dirgantara," Vincent menatap Daniel dengan tatapan tajam penuh kebencian sebelum dia menyeringai jahat. "Kita akan selesaikan urusan kita setelah ini."

Vincent memberi kode kepada para pria di belakangnya untuk mengatasi Daniel dan para wanita ini. Entah mengapa Vincent dan yang lainnya segera memasang masker gas mereka.

Daniel sempat terpana melihat sosok tegas dan dingin yang mendekatinya. Walaupun terlihat sekali aura jahat Vincent, tapi Daniel merasa pria ini sangat tampan.

PLAK!!

Daniel sengaja menampar dirinya sendiri supaya tersadar untuk tidak mengagumi sosok jahat di hadapannya. "Kamu ya yang menculik mereka? Gila ya, ganteng ganteng jadi penjahat. Serang! Laaaaa... diiiieees...."

BRUK!!

Daniel ambruk, seketika merasa tubuhnya melemas. Tidak ada sisa kekuatan apapun yang menjaga kakinya tetap berdiri tegak. Matanya juga terpejam, terlelap jatuh dengan amat pulas.

Hal yang sama juga dirasakan Renata dan 10 wanita lainnya. Tidak ada yang mampu untuk tetap sadar.

Itu semua terjadi setelah salah satu anak buah Vincent menembakkan gas usai mereka semua mengenakan masker gas.

"Masukin ke truk container, cepet!" Perintah Vincent.

Sisa orang Vincent tertinggal di dalam dengan keadaan sibuk berkelahi. Vincent kabur hanya membawa tujuh anak buahnya dan para tawanan yang dia ikat dan dimasukkan ke dalam truk container miliknya.

Mereka bergegas pergi ke markas lain yang lebih rahasia dan hanya diketahui beberapa anggota saja.

Setibanya di sana, para tawanan dilempar dengan kasar ke lantai sebuah ruang bawah tanah yang dingin, masih dalam keadaan terikat.

BYUUUR!!!

Anak buah Vincent sengaja menyiramkan air dingin ke wajah para tawanan hingga mereka semua terbangun.

Semua bangun, tidak terkecuali Renata dan Daniel.

Pria yang baru saja disadarkan dari tidur nyenyaknya itu mengerjap lelah. Apalagi di kondisi ruang bawah tanah yang gelap ini, pelebaran pupilnya membutuhkan waktu agar dia bisa menangkap cahaya yang cukup. Perlahan, dia menganalisa ruangan tempatnya berada. Ah, sepertinya ruang bawah tanah, pikirnya.

My Six HusbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang