Jilid 21

2.6K 39 0
                                    

Ong-ya itu menahan gerakan sumpitnya, berdiam diri dengan wajah yang murung kemudian tertawa kecil, barulah ia berkata:

"Memang bangsa Han sungguh memusingkan sekali, mereka terlalu banyak tingkah dan bermimpi ingin merdeka. Mereka ingin mengusir Tay Goan dari negeri ini! Mereka berusaha menentang kekuasaan Kaisar yang terbesar dan paling berkuasa di sini!

"Celakanya, justeru di antara mereka terdapat banyak sekali orang-orang berilmu, yang ilmu silatnya sangat luar biasa. Karena dari itu kami banyak menemui rintangan dan kesulitan. Walaupun demikian, tokh mereka bisa disapu bersih......!" bercerita sampai Hakarsan menghela napas, dan pangeran ini memasukkan sepotong daging ke mulutnya, barulah dia meneruskan kata-katanya:

"Dan baru-baru ini kami mendengar, ada sekomplotan orang yang berusaha mengadakan pemberontakan lagi, dengan mengandalkan Giok-sie, atau cap kerajaan warisan dari kerajaan yang telah musnah itu. Dengan mengandalkan Giok-sie mereka ingin menggerakkan rakyat, untuk mengadakan perlawanan kepada kekuasaan Hong-siang......!

"Kami telah mengirim orang untuk menumpas mereka, akan tetapi tak mudah buat memusnahkan mereka, karena mereka umumnya terdiri dari orang-orang berilmu. Dan kami telah memutuskan, mengutus Tan Goanswe memimpin anak buahnya, menyerbu ke tempat persekutuan itu, di gunung Song-san, di sebuah lembah yang mereka namakan sebagai lembah Pit-mo-gay.

"Karena memang memiliki kepandaian tinggi, Tan Goanswe hanya mengajak seratus anak buah. Dan seratus orang itu merupakan perajurit kepandaian tinggi."

Bun Ong Hoat-ong mendengarkan dengan penuh perhatian, dan dia berdiam diri saja, dengan terus mengunyah.

"Justeru Tan Goanswe rupanya keliru dalam mengambil keputusan dan kebijaksanaannya itu malah telah merugikan dirinya. Seratus orang anak buahnya dan Tan Goanswe telah diobrak-abrik oleh musuh, malah mereka mengirim Tan Goanswe dalam keadaan terluka demikian parah, kembali....... Bukankah ini berarti suatu penghinaan besar buat kerajaan Tay Goan yang besar?"

Setelah berkata begitu, dengan wajah murung, tampak Hakarsan menghela napas berulang kali.

Bun Ong Hoat-ong tersenyum.

"Apakah Ong-ya tidak mengetahui sebenarnya siapa-siapa saja yang tergabung dalam pemberontakan itu?" tanyanya kemudian.

Pangeran Hakarsan menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Tidak! Mereka terlalu banyak. Begitu juga menurut keterangan Tan Goanswe, walaupun tidak terlalu jelas, namun dapat kami tarik kesimpulan bahwa pemberontak sekarang ini tidak memiliki hubungan dengan pemberontakan di masa dulu, yang tengah kami tumpas. Dan kepandaian mereka, kata Tan Goanswe sangat hebat dan lihay sekali........

"Tan Goanswe sendiri yang memiliki kepandaian demikian tinggi, berhasil mereka lukai sedemkian rupa.....! Hai! Hai! Apakah memang kerajaan Tay Goan yang besar harus menerima penghinaan sebesar ini?"

"Tidak!" Kata Bun Ong Hoat-ong kemudian dengan suara dan sikap sangat tegas. "Dan Ong-ya jangan berduka. Nanti biarlah Lolap yang coba pergi menghadapi mereka....... akan Lolap sapu bersih mereka itu!"

Mendengar perkataan Bun Ong Hoat-ong itu, muka Ong-ya tersebut jadi berseri-seri.

"Ohh, terima kasih atas kesediaan Taysu! Memang kami sangat mengharapkan sekali uluran tangan Taysu, karena tanpa Taysu tentu kami akan menghadapi kesulitan yang tidak kecil.....! Jika memang Taysu bersedia untuk membantu kami, tentu kami akan memperoleh kemenangan gemilang dan Hong-siang niscaya tidak akan melupakan jasa Taysu yang demikian besar!

"Memang menjadi maksud dan tujuan kami mengundang Taysu datang ke daratan Tiong-goan ini, untuk menangani masalah yang satu ini, mengajak balatentara ke lembah Pit-mo-gay, disana pemberontak itu bersarang...... dan jika memang Taysu memimpin barisan tentara kita yang terampil, niscaya mereka akan dapat disapu bersih! Bukankah seorang pemimpin yang pandai mengatur anak buahnya dengan sangat baik memperoleh sukses."

Pendekar Aneh Seruling SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang