Jilid 127

1.5K 29 0
                                    

"Ya..... kita ikuti dia, dan nanti dia singgah di sebuah rumah penginapan. Kita menghubungi pelayan rumah penginapan itu, dan kita beri upah yang besar, kita suruh pelayan memasukan racun dalam santapan si Pendekar Aneh.

"Bukankah dengan demikian kita bisa membinasakannya? Dan kita pun dapat melihat mukanya setelah dia mampus!"

Muka si nie-kouw tampak berseri-seri, dia mengangguk-angguk girang.

"Akal yang bagus! Sangat bagus sekali! Tapi......."

"Kenapa, Sienie?"

"Justeru aku kuatir kalau saja kita gagal."

"Jika gagal diapun tidak akan mengetahui bahwa yang berusaha meracuninya bukanlah kita, karena kita tidak menampakkan diri, bukan?"

Si nie-kouw menggeleng perlahan.

"Bukan sebab itu....... tapi aku kuatir nanti dia akan menyelidiki dan berusaha untuk mengetahui, siapa orang yang telah menyuruh si pelayan."

"Kita boleh angkat kaki!"

Nie-kouw itu terdiam beberapa saat lamanya, sampai akhirnya iapun bilang: "Tapi itu rencana yang kurang baik! Jika ia mampus kita tak memperoleh keuntungan apapun juga!"

Pek Ie Siu-cay mengawasi si nie-kouw, kemudian ia bilang: "Hemm, tadi Sienie bilang bahwa Sienie sangat penasaran sekali, maka dengan berhasilnya kita membunuh dia, bukankah itu suatu keuntungan buat kita, dapat melampiaskan kemendongkolan hati dan penasaran yang ada di hati Sienie?"

Sebetulnya si nie-kouw ragu-ragu disebabkan perasaannya pada waktu itu tak tetap. Ia ingin sekali mengetahui siapa sebenarnya Pendekar Aneh itu.

Di bagian depan pernah disinggung bahwa nie-kouw ini selain menyukai pemuda berwajah tampan, iapun senang sekali mencari korbannya di antara orang-orang yang memiliki kepandaian tinggi.

Melihat kepandaian si Pendekar Aneh Berseruling Sakti itu tinggi, dia telah tertarik. Ang-sian Sienie hendak mengejar Kim Lo.

Hanya saja apa yang dipikirkannya itu tidak diutarakan di depan Pek Ie Siu-cay, karenanya ia sulit buat menerima saran yang diberikan Pek Ie Siu-cay

Melihat nie-kouw itu berdiam diri saja seperti itu, penuh dengan kebimbangan, Pek Ie Siu-cay tertawa.

"Sienie sudahlah, kita jangan memusingi urusan itu, sekarang kita memang perlu bergembira.......!"

Nie-kouw sendiri memang merasakan apa yang diutarakan oleh Pek Ie Siu-cay benar adanya, karena jika ia memikirkan urusan Pendekar Aneh, hal itu tak ada manfaatnya, karena bukankah waktu itu Pendekar Aneh sudah pergi entah ke mana?

<>

Sekarang kita tinggalkan dulu Pek Ie Siu-cay yang tengah bersama dengan Ang- sian Sienie, si nie-kouw yang memiliki kepandaian jauh lebih tinggi dari si pelajar baju putih itu.

Dan tampaknya, memang Pek Ie Siu-cay sudah tidak bisa melepaskan diri dari nie-kouw itu karena dia rupanya sudah bertekuk lutut di kaki si nie-kouw.

Marilah kita menengok sejenak kepada Kim Lo yang sudah melanjutkan perjalanan.

Kim Lo memang sengaja meninggalkan rombongannya dan melakukan perjalanan sendiri karena dia hendak melakukan penyelidikan terlebih dulu. Sebelum rombongannya itu tiba di Put-hay, maka dia yang akan melakukan penyelidikan.

Menurut Kim Lo, dengan melakukan perjalanan seorang diri dia jauh lebih leluasa untuk melakukan segala apa dalam penyelidikannya tentang Giok-sie.

Rombongannya mungkin terpisah dalam perjalanan empat atau lima hari dari Kim Lo dan Kim Lo yakin, dalam waktu lima hari ini dia bisa menyelidiki dimana beradanya Giok-sie.

Pendekar Aneh Seruling SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang