Jilid 118

1.4K 29 0
                                    

"Ayo katakan!" Desak pelajar baju putih itu.

Hui-houw-to semakin bimbang.

"Ketua Khong-tong-pay telah berpesan kepadaku, sekalipun dalam keadaan terdesak dan terpaksa, aku tidak boleh membuka rahasia itu jika memang aku melanggar sumpah aku akan celaka.......!"

"Aku yang akan melindungi kau!"

"Tapi.......!"

"Ayo katakan, nanti aku yang akan melindungi kau? Walaupun Ciangbunjin Khong-tong-pay itu sendiri akan kuhadapi! Kau jangan kuatir, aku bisa melindungi kau dengan baik."

Muka Hui-houw-to masih pucat dia masih gelisah diliputi kebimbangan.

"Untuk ini....... sebatulnya aku telah bersumpah bahwa aku tidak akan membuka ini walaupun kepada siapa pun....... Tapi aku sudah melihat bahwa pengiriman surat itu benar-benar berbahaya, dimana hampir berulangkali aku selalu terancam maut.......

"Karena dari itu aku berpikir buat mengembalikan saja upah yang diberikan Ciangbunjin Khong-tong-pay karena aku tidak berhasil buat melakukan dan melaksanakan dengan baik tugas yang diberikan kepadaku......!"

"Jangan tolol! Upah yang telah kau terima itu boleh kau kantongi. Nanti aku membantu kau. Aku akan merampas kembali surat itu dari tangan Thio Sam Nio, dimana aku akan mengembalikan surat itu kepadamu, dan kau boleh mengantarkannya kepada Kam Yu dengan dilindungi olehku? Aku cuma menumpang melihat saja surat itu, hanya perlu membacanya satu kali saja.

Hui-houw-to mengawasi pemuda pelajar berbaju putih itu dengan sorot mata bimbang.

"Kau tidak percaya?" Tanya pemuda pelajar berbaju putih itu. "Aku bersumpah, bahwa aku akan melindungi kau. Juga akan menjelaskan sumpahku itu bahwa aku akan melindungi kau, juga akan mengambilkan surat itu, untuk diberikan kepadamu, merampasnya dari Thio Sam Nio.

"Juga kau bisa melaksanakan tugasmu mengantarkan surat itu ke tempat tujuannya. Dengan demikian jika memang aku ingkar pada sumpahku, biarlah aku terbinasa dengan tubuh yang tidak utuh."

Sikap si pelajar baju putih itu bersungguh-sungguh, dengan demikian Hui-houw-to mau mmpercayainya. Tapi tadi dia melihat pemuda baju putih ini memperlakukannya dengan kasar maka kepercayaannya yang baru tumbuh itu jadi lenyap lagi.

Dia menduga tentunya pemuda pelajar berbaju putih itu cuma sekedar untuk membujuknya belaka, di mana setelah diperoleh surat yang ditulis Ciangbunjin Khong-tong-pay, dia malah akan dicelakai oleh pemuda pelajar berbaju putih tersebut!

Teringat kemungkinan seperti itu, Hui-houw-to menghela napas dalam-dalam. Ia menyesal sekali telah menerima tugas yang berat ini, berulang kali ia seperti keluar masuk dilobang jarum kematian. Ia selalu terancam bahaya yang tak kecil, yang membuat ia nyaris beberapa kali terbinasa.

Di waktu itu, si pelajar berbaju putih itu rupanya sudah tak sabar lagi, ia bilang: "Ayo cepat kau beritahukan apa yang kau rahasiakan itu?!"

Hui-houw-to masih tetap ragu-ragu, ia benar-benar bimbang, karena ia telah bersumpah walaupun bagaimana, ia tidak boleh membuka rahasia itu.

Sekali saja Hui-houw-to membuka rahasia itu, niscaya ia akan mengalami malapetaka yang berat sekali buat keselamatan jiwanya.

"Cepat! Ayo katakan!" si pelajar baju putih itu semakin tak sabar.

Hui-houw-to menghela napas.

"Sebetulnya, selain harus menyampaikan surat itu kepada Kam Yu, akupun mempunyai tugas lainnya yaitu berusaha untuk mengambil kembali Giok-sie dari tangan Kam Yu, dengan cara apa pun juga merampasnya!"

Mata pelajar baju putih itu terbuka lebar-lebar.

"Jadi.......!"

Hui-houw-to mengangguk.

Pendekar Aneh Seruling SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang