Kim Lo memperlihatkan kegesitannya karena ia mengelak ke sana ke mari seakan juga ia tengah menari. Dalam keadaan seperti itu, jika memang Kim Lo mau menyerang gadis tersebut, ia bisa saja melakukannya, tapi ia kuatir kalau sampai gadis itu terluka di dalam yang tidak ringan.
Terus terang saja, memang hatinya tertarik pada gadis ini, dan kalau sekarang ia mendongkol hanya disebabkan sikap galak gadis itu. Namun jika ia harus melukai gadis ini, tentu ia tidak sampai hati.
Cambuk gadis itu masih membeletar terus menerus beberapa kali, dan selama itu telah menyebabkan Kim Lo terdesak dua tindak ke belakang.
"Apakah nona tidak mau menghentikan seranganmu dan memaksa terus padaku agar aku turun tangan?" Tanya Kim Lo karena sengit juga diserang terus menerus.
Gadis itu tidak memperdulikan ancaman Kim Lo. Ia malah menggerakkan cambuknya semakin gencar. Dan juga ia telah membentak,
"Jaga serangan, manusia rendah!"
Cambuk itu seperti juga memiliki mata, setiap kali Kim Lo mengelak, cambuk itu selain dapat membuntutinya, dan juga telah membuat Kim Lo selalu harus berkelit. Akhirnya habislah kesabaran Kim Lo, tahu-tahu ia berhenti berkelit. Disaat mana cambuk si gadis tengah menyambar.
Kim Lo menanti sampai ujung cambuk datang dekat sekali. Ia mengulurkan tangan kanannya, menjepit ujung cambuk itu dengan jari tangannya, kemudian mengerahkan tenaga dalamnya, ia membentak: "Lepaslah!"
Gadis itu kaget. Ia merasakan gentakkan yang kuat sekali, malah iapun merasakan telapak tangannya pedih bukan main, mau atau tidak terpaksa ia harus melepaskan cambuknya. Dan cambuk itu jadi berpindah tangan kepada Kim Lo.
Sedangkan Kim Lo telah melompat ke depan, untuk menotok dengan jari tangannya.
Namun gadis itu lebih cepat mengelakkan diri. Waktu ia melepaskan cambuknya, memang ia sudah menduga dirinya dalam keadaan terancam dan ia harus bersiap-siap. Karenanya ia telah melompat mundur lebih dulu, dengan demikian gagallah keinginan Kim Lo untuk menotok jalan darah si gadis.
Sedangkan muka si gadis itu jadi merah padam karena murka. Ia segera mencabut pedangnya. Pedang itu, sebat sekali terhunus dan di¬ayunkannya buat menebas kaki Kim Lo.
Melihat menyambarnya pedang si gadis, Kim Lo menjejakkan kakinya, tubuhnya segera melesat ke tengah udara. Pedang lewat di bawah kakinya, dan mempergunakan kesempatan ini Kim Lo ingin menginjak ujung pedang dengan kakinya, ia ingin mempergunakan lweekangnya yang disalurkan pada kakinya, buat menindih pedang si gadis.
Keinginan Kim Lo kali inipun gagal. Sebab gadis itu dapat bergerak cepat, ia bisa merobah kedudukannya dengan segera. Sebelumnya pada kaki Kim Lo, malah ia telah menukikan pedangnya naik ke atas, ke arah selangkangan Kim Lo.
Inilah serangan yang cukup telengas. Jika sampai mengenai sasaran, niscaya akan membuat Kim Lo menerima bahaya yang tidak ringan, dan mungkin juga ia akan menemui kematiannya.
Kim Lo terkesiap juga. Ia tidak menyangka bahwa gadis yang sangat cantik dan berusia muda ini, memiliki perangai yang demikian telengas. Ia tidak menyangka bahwa gadis ini bisa mempergunakan jurus ilmu pedang yang tampaknya sesat dan berbau kejam itu.
Kim Lo tidak percuma telah menerima gemblengan dari Oey Yok Su yang menghendaki Kim Lo jadi seorang yang berkepandaian sangat tinggi. Walaupun tubuhnya tengah berada di udara, dan ia diserang seperti itu oleh gadis tersebut, tokh ia tidak menjadi gugup. Cambuk yang direbutnya tadi telah dipergunakannya, "Tarrr!"
Cambuk itu menyambar ke pedang si gadis. Ujung cambuk itu melingkar pedang gadis itu, kemudian waktu Kim Lo membenak: "Lepas!" Serta menariknya dengan mengerahkan tenaganya, pedang si gadis segera kena dirampasnya. Dan pedang itu sudah pindah tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Aneh Seruling Sakti
FantasyCinkeng ini merupakan lanjutan dari "Anak Rajawali".