Jilid 33

2.2K 40 0
                                    

Keadaan di lembah itu kosong. Karena memang lembah itu memiliki banyak sekali jalan rahasia. Untuk sejenak Oey Yok Su tidak bisa menemukan jejak orang-orang itu.

Dan dia menghampiri batang pohon yang dilihatnya Kwang It Siansu dulu mendorong dan memutar batang pohon tersebut, sehingga pintu batu terbuka! Dia mencobanya memutar batang pohon itu. Namun batang pohon tersebut tak bergeming.

Karena murkanya, Oey Yok Su menghantam beberapa kali. Batang pohon itu seketika sempal dan berguguran menjadi bubuk.

Akan tetapi pintu batu tetap saja tidak terbuka. Dan ini telah membuat Oey Yok Su penasaran. Dia mencobanya beberapa kali. Tapi batang pohon itu seperti telah dipantek mati dan tidak bisa digerak-gerakkan lagi. Rupanya telah diganjal di bagian bawah.

Oey Yok Su berdiri sekian lamanya dengan hati diliputi kemendongkolan, sampai akhirnya dia mencarinya di sekitar tempat itu, kalau-kalau ada jalan lain. Dia menelitinya, dan diapun mencari-cari dengan cermat. Tetap saja hasilnya nihil. Tidak seorang manusiapun yang dijumpainya.

Akhirnya Oey Yok Su menggumam sendiri: "Hemmm. aku ingin melihat, berapa lama kalian tidak keluar-keluar dari jalan rahasia itu? Atau memang kalian mau mati kelaparan! Sebanyak-banyaknya persediaan makanan tentu tidak akan mencukupi untuk bersembunyi terus menerus selama satu bulan! Biarlah aku yang akan menantinyi di sini!"

Setelah menggumam seperti itu, Oey Yok Su menoleh kepada Kim Lo, katanya: "Kim Lo, kita menuggu manusia-manusia rendah itu disini........ Selama ini, untuk mengisi waktumu yang senggang, baiklah kau berlatih ilmu silat yang akan kuwariskan kepadamu.

"Kau harus belajar dengan tekun, karena seperti kau lihat, betapa di dunia ini terdapat banyak sekali manusia busuk. Jika kau tidak memiliki kepandaian, niscaya kelak engkau akan dihina orang......."

Kim Lo tertawa,

"Kong-kong, bukankah ada kau? Siapa yang berani menghinaku," katanya.

Oey Yok Su terpaksa tersenyum mendengar kata-kata Kim Lo, dia bilang kemudian: "Benar, selama Kong-kong masih hidup, tentu tidak ada orang yang berani menghinamu. Tapi, Kong-kong tokh akhirnya pasti mati, meninggalkanmu, dan usia tua akan menyebabkan Kong-kong akhirnya menemui ajal. Di waktu itulah kau akan sendirian, dan kau harus memiliki kepandaian yang tinggi......, dengan demikian tidak mudah orang menghina dirimu!"

Sambil berkata begitu. Oey Yok Su mengusap-usap kepala 'cucu' nya, diapun telah mengawasi mukanya karena dia merasa kasihan sekali, di mana muka Kim Lo demikian buruk, seperti muka seekor kera. Entah bagaimana kelak nasibnya anak ini, jika dia telah dewasa.

Dan tentu yang sulit lagi adalah mencarikan jodoh untuk Kim Lo kelak. Dan juga mungkin pula jarang atau sama sekali tidak ada gadis yang bersedia dipersunting untuk menjadi isteri Kim Lo.

Terpikir seperti itu, Oey Yok Su jadi menghela napas beberapa kali. Walaupun Kim Lo bukan darah dagingnya, tapi ia sangat sayang sekali. Dia telah merawatnya sejak bayi dengan sendirinya dia merasakan seperti juga kakek kandung anak ini. Itulah sebabnya, jika memang anak ini kelak mengalami kesulitan, tentu hatinya tidak akan tenang.

Begitulah, Oey Yok Su berjaga-jaga di lembah tersebut. dia tidak mau meninggalkan lembah itu sebelum Giok-sie berhasil diambilnya dari tangan Mo-in-kim-kun.

<>

Angin berhembus dingin di luar kota Bun-an-kwan, sebuah kota kecil, di sebelah selatan dari kaki gunung Song-san. Cuaca tidak begitu baik, hujan gerimis memang telah turun menyiram bumi sejak pagi tadi, banyak orang yang berteduh di rumah makan ataupun warung arak.

Mereka tidak meneruskan perjalanan. Mereka kuatir kalau-kalau cuaca yang demikian buruk akan membuat mereka terangsang angin jahat dan akhirnya bisa membuat mereka sakit.

Pendekar Aneh Seruling SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang