Jilid 131

1.5K 26 0
                                    

"Sungguh, Lohu tidak kenal dengan orang itu, dia meminta agar Lohu meracuni Kongcu....... Dia bilang, orang yang harus Lohu racuni adalah seorang yang memakai penutup muka. Dengan demikian, mudah sekali buat Lohu mengenali calon korban itu."

"Hemm, bagaimana rupa orang itu?"

"Dia....... dia........"

"Ayo, katakan."

"Lohu sudah bersumpah tidak akan membuka rahasia kalau memang Lohu gagal meracuni Kongcu......."

Kim Lo tertawa.

"Ayo katakan.......!" desaknya. "Memang engkau menghendaki dirimu sendiri yang tersiksa dan menderita, karena engkau tidak mau bicara yang sejujurnya?"

Kakek tua itu mendengar kata-kata Kim Lo seperti itu dia bimbang bukau main. "Sesungguhnya....... Sesungguhnya.....!" Benar-benar kakek tua itu ragu-ragu.

"Ayo katakan.......!"

"Kalau memang Lohu mengatakannya....... tentu.......!"

"Tentu kenapa?"

"Tentu orang itu akan membunuh Lohu....... Karena waktu memberikan upah buat Lohu, orang itu sudah memberikan ancamannya seperti itu. Kalau memang sumpah Lohu membuka rahasia ini pada Kongcu, maka orang itu akan mengambil jiwa Lohu."

"Aku tidak perduli, kau harus bicara yang jujur! Jika memang kau baik-baik menuruti perintahku, mungkin aku masih bersedia buat melindungi dirimu."

Kakek tua itu bimbang, dia jadi bingung. Saking bingungnya dia sampai menangis.

"Tapi....... tapi..... sulit sekali buat Lohu bicara lebih jauh."

"Baik, kalau begitu! Tidak orang itu yang membunuhmu, biarlah aku yang membunuhmu?"

Setelah berkata begitu, Kim Lo menghampiri lebih dekat lagi kepala kakek tua itu.

Bukan main kagetnya dan takut si kakek tua tersebut, tubuhnya menggigil menahan takut.

"Kau berada di depan mata, dengan demikian aku bisa menurunkan tangan membunuhmu mudah sekali. Tidak perlu menantikan munculnya orang yang memberikan upah kepadamu itu, maka aku sudah bisa membunuhmu.......

"Berarti ini kerugian buat kau juga! Tapi jika kau bicara dari hal yang sebenarnya, kemungkinan aku bisa melindungi jiwa tuamu dari tangan orang yang hendak membunuh itu!"

Mendengar kata-kata Kim Lo seperti itu si kakek tua menghapus air matanya. Dia tampak masih bimbang.

"Ayo katakan!" Desak Kim Lo dengan suaranya nyaring

Karena Kim Lo yang tengah marah dan mendongkol itu sudah tidak sabar lagi. Yang membuat Kim Lo sangat marah dan mendongkol sekali adalah topeng mukanya yang telah sempat dibuka dan sempat dilihat oleh si gadis itu dan si kakek tua penjual teh ini.

"Kau masih tidak mau bicara!"

"Ayo bicara.......!"

"Ayo, jangan sampai kesabaranku habis!"

"Hal ini........ hal ini....... sebetulnya tidak ada sangkut paut dan hubungan apapun dengan Lohu karena memang Lohu tidak kenal dengan Kongcu....... juga Lohu memang tidak tahu menahu siapa Kongcu sebenarnya......."

"Hemm....... Ayo katakan dari hal yang sebenarnya......."

"Benar Kongcu tidak ada maksud buruk di hati Lohu, waktu tadi Lohu hendak menjalankan perintah orang itu meracuni Kongcu, hati Lohu juga sangat bimbang sekali!"

"Sebutkan siapa orang itu!"

"Namanya Lohu tidak tahu, tapi dia adalah seorang nie-kouw!"

"Nie-kouw?"

Pendekar Aneh Seruling SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang