Jilid 39

2K 41 0
                                    

Bun-ong Hoat-ong menantikan tidak sabar, dia telah perintahkan lagi agar gadis itu cepat-cepat melaksanakan perintahnya, karena pendeta ini telah bersiap-siap mengerahkan sin-kang nya, dia ingin mengempos dan melatih tenaga dalamnya.

Akhirnya gadis itu dengan air mata bercucuran, telah mulai! Si gadis benar-benar merasa tidak berdaya

Selain itu tubuhnyapun menggigil keras, dengan air mata yang telah menitik turun membasahi pipinya.

Gadis itu terus juga melakukan tugasnya sedangkan Bun-ong Hoat-ong mulai mengempos semangat dan tenaga dalamnya, dia mulai melatih dan menyalurkan tenaga dalamnya.

Dengan seperti itu, si pendeta, darahnya beredar lebih cepat dari sebelumnya. Dia telah mengempos semangatnya. Dengan kesempatan seperti inilah tentu dia dengan mudah dapat saja untuk mengempos dan menyalurkan tenaga dalam dan hawa murni di tubuhnya.

Gadis itu jadi terbiasa. Dia akhirnya melakukan dengan cepat.

"Ya!" Tiba-tiba Bun-ong Hoat-ong berseru.

Gadis itu menyusut air matanya.

"Taysu, apakah aku boleh meninggalkan kamar ini?" tanya gadis itu.

"Ya....... kau boleh pergi!" mengangguk si pendeta.

Agak terhibur hati si gadis.

"Terima kasih, Taysu......!" katanya.

Ia agak terhibur hatinya, karena memang kenyataan yang ada ia tidak diperkosa si pendeta itu. Segera ia memutar tubuhnya, ia ingin menuju ke pintu kamar, untuk meninggalkan kamar seperti neraka itu secepat-cepatnya.

"Tunggu dulu......!" Panggil Bun-ong Hoat-ong, suaranya agak keras.

Semangat si gadis terasa seperti terbang dan iapun kaget tak terkira. Apakah Bun-ong Hoat-ong telah merubah keputusannya dan hendak mengada-ada lagi dengan perintahnya. Atau ia akan diperkosa? Atau memang ia akan dibunuh, dibinasakan?

Dengan muka yang pucat pias dan tubuh agak menggigil menahan takut, gadis itu memutar tubuhnya, memandang takut pada Bun-ong Hoat-ong, suaranya juga gemetar waktu ia bertanya: "Ada apa lagi Taysu?"

"Kau dengarlah baik-baik!" kata Bun-ong Hoat-ong. "Sekarang kau Lolap bebaskan, kau boleh kembali ke rumah dan kepada keluargamu.

"Tapi kau harus ingat, jika memang kau banyak bercerita mengungkapkan apa yang terjadi di sini, hemm, disaat itu jiwamu tidak akan ada ampunnya lagi, niscaya engkau akan dibinasakan! Mengertikah kau?

"Karena semua gadis-gadis yang dibawa ke mari dibinasakan, agar mereka tutup mulut dan tidak bisa menceritakan kepada siapapun juga apa yang terjadi. Demikian juga halnya dengan kau, yang seharusnya dibinasakan, tapi mengingat kau memang patuh dan juga kau mau melakukan apa yang Lolap perintahkan dengan sebaik-baiknya, karena itu Lolap mau membebaskan kau!"

Setelah berkata begitu, si pendeta mengawasi si gadis tajam-tajam.

"Aku..... aku berjanji Taysu....... aku tidak akan menceritakan kepada siapapun apa yang telah kualami ini...... Aku berjanji Taysu....... aku pasti tidak menceritakan apa-apa....... dan aku hanya akan mengatakan kepada mereka bahwa aku malam ini menginap di rumah kawan!" Suara si gadis gemetar.

"Baiklah. Nah, sekarang kau pergilah!" Kata Bun-ong Hoat-ong sambil mengibaskan tangannya.

Tidak membuang-buang waktu lagi, gadis itu segera juga meninggalkan kamar seperti neraka itu.

Bun-ong Hoat-ong tersenyum menyeringai karena ia kini telah berhasil melatih tenaga dalamnya lebih baik dari yang ke marin. Jika memang dia bisa melatih diri dengan sepuluh atau duabelas gadis cantik lagi, kelak dia akan bisa menerobos untuk naik tingkat lagi. Satu tingkat lebih tinggi dari sebelumnya, yaitu menjadi tingkat kedelapan dalam melatih tenaga dalamnya yang istimewa itu.......

Pendekar Aneh Seruling SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang