Jilid 31

2.1K 37 0
                                    

Teriakannya itu disambut oleh anak buahnya dengan serentak, mereka memang sejak tadi telah bersiap-siap dengan senjata masing-masing, segera juga mereka berluruk menyerang Oey Yok Su.

Anak buah Mo-in-kim-kun memang bukan anak buah sembarangan, mereka memiliki kepandaian yang bisa diandalkan. Telah dibuktikan ketika salah seorang dari mereka itu membunuh Sung Sie Coan dan membinasakan tiga orang adik angkat Sung Sie Coan. Dan sekarang dia telah menyerang dengan hebat sekali, tiap serangan mengandung kematian dan maut buat Oey Yok Su.

Sedangkan Oey Yok Su berulang kali harus mengelakan serangan lawannya. Dia berhasil. Cuma saja, dia didesak terus. Maka akhirnya dia berpikir: "Biarlah aku membuka pantangan membunuh!"

Seperti diketahui Oey Yok Su belakangan ini memang sudah mengasingkan diri di pulau Tho-hoa-to dan tidak mau melibatkan dirinya dengan pertempuran. Namun, justeru sekarang, melihat dirinya dikepung seperti itu, dia ingin membuka jalan darah. Dia seorang yang digelari sebagai Tong-shia, si sesat. dengan sendirinya membunuh bukanlah dianggap sesuatu yang hebat.

Dia pun mengeluarkan seruannya setelah mengelakan diri dari beberapa serangan lawannya, segera juga dia menghantam ke kiri dan ke kanan dengan kedua tangannya, bulak-balik sebanyak dua kali, seketika terdengar suara jeritan beberapa anak buah Mo-in-kim-kun karena mereka telah kena dihantam telak sekali.

Empat sosok tubuh terpental. Dua orang tercebur ke dalam kolam dan tidak bisa diharapkan lagi jadi manusia. Sedangkan yang dua orang rebah di atas bungkahan batu dengan tubuh yang di bagian atas mereka belum mati dan merintih menahan sakit.

Sebetulnya orang Pit-mo-gay memiliki peraturan, bahwa setiap anggotanya dilarang untuk mengeluarkan rintihan, walaupun menderita luka yang bagaimana hebat sekalipun.

Tapi justeru sekarang ini, dua orang itu karena tidak bisa menahan rasa sakit yang begitu hebat, telah membuat dia merintih juga. Walaupun mereka yakin, bahwa jika mereka pun memiliki nasib berumur panjang dan dapat hidup, nanti mereka akan menerima hukuman yang tidak ringan dari Mo-in-kim-kun Kauw-cu mereka.

Oey Yok Su tidak berhenti sampai di situ, dia telah menghantam berulang kali.

Seketika rubuh beberapa orang lagi.

Adanya kejadian seperti itu, membuat lawan-lawannya yang lain tidak berani untuk menerjang terlalu dekat mendesaknya dan mereka bersikap lebih hati-hati penuh perhitungan.

Cuma saja, Oey Yok Su yang sudah naik darah mana mau membiarkan mereka. Dia memang memiliki perangai yang luar biasa. Dan dia pun digelari si sesat, karena itu, segera juga dia membentak bengis, dia yang sekarang mengejar lawan-lawannya, menghantam dengan mempergunakan lwekang yang sangat hebat.

Jika memang seseorang kena terhajar dengan telak, tubuhnya terpental membentur dinding goa itu, maka dinding tersebut akan ikut melesak dan orang itu jika bukan tubuhnya yang remuk dan segera putus napas, justeru dia terluka hebat. Dan jika dia tertolong dapat hidup terus, jelas dia akan menjadi manusia bercacad.

Di waktu itu Oey Yok Su memperlihatkan bahwa tidak kecewa dia menjagoi rimba persilatan selama beberapa puluh tahun, di mana dia dijaman itu dikenal sebagai jago nomor wahid. Dan sekarang, walaupun lawannya berjumlah sangat banyak, yang umumnya memiliki kepandaian tinggi, tokh mereka itu semuanya telah bisa dibikin kalang kabut oleh amukan Oey Yok Su.

Kim Lo tetap duduk di pundak Kong-kongnya ini, malah anak itu sama sekali tidak merasa takut dibawa melompat ke sana ke mari, mendengar suara jeritan orang-orang Pit-mo-gay yang kena dihantam Kong-kongnya. Kim Lo malah bersorak-sorak sambil bertepuk tangan berulang kali.

"Bagus! Bagus! Kong-kong, hajar mereka!" Dia malah berseru-seru memukul dan menganjurkan Kong-kongnya untuk menghajar sisa anak buah Mo-in-kim-kun.

Pendekar Aneh Seruling SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang