Jilid 27

2.5K 47 0
                                    

Seketika Lie Kun menjerit, "Jangan...... Aduhhhh!" kemudian tubuhnya berkelojotan, diam tidak bergerak lagi, karena napasnya seketika berhenti. Dia rupanya telah dibunuh oleh orang yang berpakaian setengah pendeta itu.

Rupanya, di dalam kalangan orang-orang yang berkumpul di Pit-mo-gay terdapat peraturan yang sangat ketat sekali, yaitu setiap orang katanya dilarang untuk membuka rahasia keadaan di dalam lembah. Sedangkan Lie Kun tadi telah membuka rahasia Pit-mo-gay, maka dia telah dibinasakan!

Sung Sie Coan dan kedua orang adik angkatnya berdiri tertegun. Sebetulnya Sung Sie Coan hendak menolong, tapi dia tidak keburu dan dia cuma bisa melihat Lie Kun yang bergerak karena telah mati dengan muka yang meringis, seakan juga menahan rasa sakit yang hebat.

Orang yang berpakaian setengah pendeta itu, sikapnya seketika berobah jadi ramah lagi waktu dia menoleh dan berkata kapada Sung Sie Coan: "Mari silahkan masuk....... maafkan atas kelalaian kami yang membiarkan tamu-tamu terhormat jadi menantikan di luar lembah! Dan aku, Kwang It Siansu, dengan mewakili Kauw-cu untuk meminta maaf.......!" Setelah berkata begitu, dia merangkapkan tangannya.

"Jangan banyak peradatan.......!" Kata Sung Sie Coan sambil membalas hormat pendeta berpakaian aneh itu, yang mengaku bergelar Kwang It Siansu.

Tapi segera juga kata-katanya berhenti, karena dia kaget, merasakan sampokan angin yang sangat kuat sekali, cepat-cepat Sung Sie Coan berusaha menghadapinya, dengan mengerahkan tenaga dalamnya, dia berhasil untuk mempertahankan diri. Tapi walaupun demikian dia merasakan tubuhnya tergetar.

Rupanya orang yang berpakaian setengah pendeta itu telah mempergunakan lwekangnya menyerang untuk menguji akan kehebatan tenaga dalam Sung Sie Coan. Waktu menerima, bendungan yang kuat dari Sung Sie Coan, Kwang It Siansu menarik pulang tangannya, dia tertawa, "Silahkan......!"

Lawannya, yang kepalanya berambut jarang dan ujung rambutnya diikat oleh tali, telah tertawa hehe-hihi, dia bilang, "Jika aku di gelari Mo-mo-su!"

Sung Sie Coan melirik kepada dua orang adik angkatnya, seakan juga hendak mengisyaratkan agar mereka berwaspada. Dan ia sendiri melangkah memasuki lembah itu dengan berani.

"Tunggu dulu, toako!" Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara orang berseru nyaring dan tampak sesosok tubuh berlari mendatangi dengan pesat. Orang itu tidak lain dari Lo Siang An, adik angkat yang ketiga Sung Sie Coan. Rupanya dia baru tiba dan melihat tiga orang saudara angkatnya ingin memasuki lembah itu.

"Sha-te, kau baru datang?" Tanya Cie Pang.

"Ya, aku menemui halangan.....!" Menyahuti si adik ketiga, "Tadi aku telah tergelincir hampir masuk dalam jurang!"

Begitulah mereka melangkah masuk ke dalam lembah, dingin sekali keadaan di dalam lembah itu. Dan hujan juga turun rintik-rintik di mana saat itu merupakan cuaca yang paling buruk, selain kabut dan juga hawa yang dingin, tanah di lembah becek sekali, membuat baju Sung Sie Coan dan yang lainnya jadi kotor.

Sambil berjalan mendampingi Sung Sie Coan, Kwang It Siansu bilang: "Di lembah Pit-mo-gay ini lolap duduk sebagai penyambut tamu!"

"Oh!" kata Sung Sie Coan, dia memang segan untuk banyak bicara, sedangkan hatinya berpikir,

"Dia sebagai penyambut tamu saja memiliki kepandaian yang tidak rendah. Dilihat dari kekuatan lwekangnya tadi waktu mencobaku, tampaknya dia memiliki kepandaian yang tidak berada di sebelah bawah kepandaianku! Entah berapa lihaynya yang lainnya yang menjadi pemimpin-pemimpin dari orang-orang Pit-mo-gay ini?"

"Maafkanlah jika penyambutan ini kurang menggembirakan, tapi tuan-tuan tentu bisa memaklumi akan kesulitan kami mengatasi kebuasan alam di tempat ini.......!" kata Kwang It Siansu lagi.

Pendekar Aneh Seruling SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang