Jilid 54

1.9K 39 0
                                    

Pedang Yu An juga hebat sekali mengurung Kim Lo.

Namun serangan dua orang pengemis itu mana dipandang sebelah mata oleh Kim Lo. Ia melayaninya dengan berulangkali memperdengarkan suara dengusan.

Sampai akhirnya iapun telah mengibaskan tangannya. Tampak pada tangannya sinar kekuning-kuningan yang berkilau-kilauan, dan juga sinar itu segera bergulung-gulung.

Yu An dan Tiang Su terkejut. Mereka segera bersiap-siap menghadapi sesuatu. Mereka menyangka Kim Lo mencabut senjata tajamnya. Tapi seketika mereka agak tertegun waktu mendengar suara seruling mengalun.

Kim Lo sambil mengelakkan diri dari tikaman dua orang lawannya. Ternyata waktu ia mengibaskan tangannya sehingga terlihat sinar kuning menyilaukan mata, rupanya itulah seruling pusakanya yang telah dicabutnya.

Dengan menempelkan ujung seruling itu dari sela kain putih penutup mukanya, hingga lobang seruling itu bisa menempel pada bibirnya. Tanpa perlu membuka kain putih pelindung mukanya, ia sudah dapat meniup serulingnya dengan irama yang sangat merdu sekali.

Tiang Su dan Yu An jadi sengit bukan main. Mereka menduga bahwa mereka diremehkan benar oleh Kim Lo, karena ia sama sekali main kelit sambil tidak hentinya meniup serulingnya.

Benar-benar tidak dipandang sebelah mata sekali pun. Dan ini membuat darah Tiang Su dan Yu An jadi meluap.

Tapi, dikala itu, Kim Lo sambil berkelit ke sana ke mari, juga sebetulnya telah memutuskan, bahwa ia harus merubuhkan dua orang pengemis ini dengan cara yang lunak. Tidak dapat ia mempergunakan kekerasan yang hanya akan mempertajam dan memperuncing dendam dan urusan antara Kay-pang dengan dirinya.

Kalau sampai dua orang pengemis itu dirubuhkan dan terluka ataupun terbinasa, tentu pihak Kay-pang akan memusuhinya dengan lebih hebat lagi. Inilah yang tidak dikehendaki oleh Kim Lo. Ia mengelakkan setiap serangan lawan-lawannya dengan lincah, sambil terus meniup serulingnya.

Memang dilihat sepintas lalu, terjadi sesuatu yang agak ganjil dan lucu dalam pertempuran yang tengah berlangsung itu. Karena yang seorang bertempur sambil meniup seruling, sedangkan dua orang lawannya gencar sakali menyerang mempergunakan pedang mereka masing-masing.

Tapi jika diperhatikan, justeru tiupan seruling Kim Lo bukan tiupan seruling asal tiup berirama belaka. Karena, ia meniup dengan mempergunakan sin-kangnya.

Yu An dan Tiang Su berdua memang tak merasakan pada tingkat pertama. Tapi begitu tiba tingkat kedua, waktu tenaga sin-kang yang di pergunakan Kim Lo semakin kuat, sehingga suara seruling itu semakin halus namun semakin kuat mempengaruhi hati dan perasaan dua orang pengemis itu, barulah Yu An dan Tiang Su kaget tidak terkira.

Dalam keadaan seperti itu, Kim Lo telah memperlihatkan betapapun tidak kecewa ia menjadi 'cucu' Oey Yok Su, yang telah mewarisi seluruh kepandaian tokoh sakti yang namanya menggetarkan rimba persilatan itu.

Tiupan seruling itu membuat Yu An dan Tiang Su akhirnya kelabakan, karena mereka merasakan betapa jantung mereka berdebar aneh. Suara seruling itu halus sekali, namun hati mereka tergoncang, perlahan- lahan, namun pasti.

Akhirnya mereka terpengaruh suara seruling tersebut. Karena irama seruling itu seperti juga membuat kedua pengemis itu ke dunia lainnya.

Lagu yang dibawakan oleh Kim Lo adalah lagu percintaan, lembut sekali, membuat Yu An dan Tiang Su sebagai laki-laki normal telah terpengaruh dan hati mereka tergoncang. Seakan juga diwaktu itu mereka tengah dicumbu oleh wanita cantik.

Hati Yu An dan Tiang Su terkesiap, mereka segera mengempos semangat mereka untuk mengerahkan lwekang dan melawan pengaruh irama seruling tersebut.

Usaha mereka gagal, karena kekuatan irama seruling itu semakin kuat juga. Kim Lo meniup serulingnya semakin kuat pula dengan sin-kang pada tingkat yang jauh lebih tinggi.

Pendekar Aneh Seruling SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang