Di samping itu banyak pula tulang-tulang yang sudah remuk, juga ia terluka di dalam yang berat sekali, sangat parah! Yang paling hebat lagi, racun yang mengendap di dalam tubuh Tan Goanswe bukan sejenis, justeru beberapa jenis. Itupun merupakan racun-racun yang sangat dahsyat cara kerjanya!
"Jika memang tidak memperoleh pengobatan yang tepat, niscaya Tan Goanswe sulit memperoleh kesembuhannya! Beruntung Lolap memang mengerti sedikit ilmu pengobatan dengan mengandalkan sedikit tenaga latihan lwekang Lolap, cobalah kita coba mengobati Tan Goanswe. Semoga saja Tan Goanswe memiliki umur panjang!"
Setelah berkata begitu, tampak Bun Ong Hoat-ong menjura lagi memberi hormat kapada Ong-ya yang sikapnya keagung-agungan itu. "Harap Ong-ya mengijinkan Lolap untuk mulai mengobatinya!"
"Silahkan! Silahkan Taysu........ kami memang menggantungkan nasib Tan Goanswe di tangan Taysu!" Kata Ong-ya.
Lhama tua itu setelah memberi hormat, memutar tubuhnya segera juga ia menghampiri dua langkah ke dekat pembaringan kayu ukir. Dia berdiri diam dengan sepasang tangan diturunkan di samping tubuhnya. Iapun telah mengeluarkan seruan perlahan, seperti desahan yang panjang. Tampaknya dia tengah mengerahkan tenaga dalamnya.
Dua baris pengawal di pendopo istana mengawasi dengan tegang, mereka tidak mengerti dengan cara apa Lhama tua itu akan mengobati Tan Goanswe yang terluka tidak ringan itu. Tampaknya dia mendesah seperti itu seakan juga tengah membaca mantera. Apakah Tan Goanswe akan diobati dengan cara dibacakan mantera-mantera.
Sedangkan Bun Ong Hoat-ong, telah mengangkat kedua tangannya perlahan-lahan. Dia mengangkat terus, sampai dua tangannya itu melewati kepalanya.
Semua semakin tegang, karena mereka melihat keringat mulai mengucur keluar dari sekujur tubuh Bun Ong Hoat-ong. Entah apakah yang akan dilakukan oleh Lhama tua tersebut. Dan memang semua orang yang hadir di ruang pendopo istana jadi bertanya-tanya dengan cara bagaimana Lhama itu akan mengobati dan menyembuhkan Tan Goanswe yang terluka parah seperti itu.
Tiba-tiba Bun Ong Hoat-ong berseru dengan suara mengguntur, seakan juga suara gunturnya menggelegar di pendopo tersebut. Dan seruannya itu mendadak sekali, di antara keheningan dan ketenangan yang ada. Karuan saja telah mengejutkan semua orang yang hadir di tempat itu, sampai beberapa orang pengawal telah melompat mundur saking kagetnya.
Lima orang pengawal pribadi dari Ong-ya tersebut juga telah bersiap-siap untuk menghadapi segala kemungkinan. Mereka terkejut waktu mendadak sekali mendengar seruan mengguntur dari Bun Ong Hoat-ong, mereka cepat-cepat mengambil sikap bersiaga. Bagi mereka, apapun yang terjadi, yang terpenting adalah pertama-tama melindungi keselamatan Ong-ya mereka.
Cuma Ong-ya saja yang bersikap tenang walaupun ia kaget dengan adanya seruan mengguntur dari Bun Ong Hoat-ong yang meledakkan keheningan mereka. Tokh dia tidak bergeming dari tempatnya berdiri, cuma mengawasi apa yang tengah dilakukan Bun Ong Hoat-ong dengan mata yang bersinar tajam, dan juga bibirnya tersenyum lebar.
Rupanya, Bun Ong Hoat-ong berseru keras mengguntur itu dibarengi dengan kedua tangannya yang meluncur turun, menghantam dada dan paha dari Tan Goanswe!
Kali ini semua orang kaget lagi. Dihantam seperti itu, jelas dengan sepasang tangan yang berisikan kekuatan lwekang yang sangat dahsyat itu. Sedangkan Tan Goanswe sedang terluka parah seperti itu, mana mungkin dia bisa menerima hantaman sekuat itu! Sedikitnya tentu dada dan pahanya akan remuk oleh hantaman tersebut.
Tapi sungguh luar biasa Tan Goanswe yang tengah dalam keadaan sekarat, sama sekali tidak menjerit, dia hanya diam saja, sinar matanya memang tetap redup dan guram, tapi dia tidak memperlihatkan tanda-tanda kesakitan.
Semua orang heran, tapi ketajuban mereka bertambah lagi, karena dari tubuh Tan Goanswe segera juga melesat keluar empat batang jarum yang halus, yang melesat ke atas penglarian dan menancap dalam sekali di atas penglarian itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Aneh Seruling Sakti
FantasíaCinkeng ini merupakan lanjutan dari "Anak Rajawali".