Mata Hek-sim-houw berkunang-kunang. Dia memandang ke arah wanita itu dengan hati dibakar kemarahan. Cuma saja matanya berkunang-kunang membuat pandangannya kabur, bayangan perempuan itu bergoyang-goyang tidak hentinya.
"Hemmm tidak memiliki kepandaian, tapi terlalu bertingkah!" Mengejek perempuan itu.
Hek-sim-houw melompat bangun.
"Sebutkan namamu! Hek-sim-houw pantang menghina perempuan!" Teriak Hek-sim-houw.
"Apa kau bilang?"
"Aku pantang menghina wanita!"
"Hemm, jika memang kau bermaksud menghinaku apakah kau bisa melakukannya?"
Disamping begitu Hek-sim-houw tergagap.
"Aku justeru memang harus memberikan hajaran keras kepadamu, perempuan iblis!"
"Hemm, dalam waktu beberapa detik saja pendirianmu telah berobah! Bukankah tadi kau bilang tidak mau menghina perempuan!"
"Sebutkan namamu?"
"Oh tidak perlu ya," kata perempuan itu. "Memang kau kekasihku, sehingga perlu diberitahukan namaku?"
Semua orang yang berada di ruang makan tersebut jadi tertawa bergelak.
Mereka anggap apa yang dilakukan wanita itu dan kelakuan Hek-sim-houw lucu sekali.
"Baik aku ingin meminta pengajaran dari kau!"
"Syukur jika memang demikian! Mari! Mari! Tapi aku harap kau tidak menjadi murid yang terlalu bodoh, aku memang ingin sekali memberikan pengajaran padamu!" Dan setelah berkata begitu, tangan si wanita melambai, dia seperti memanggil Hek-sim-houw.
Hek-sim-houw merasakan dadanya seperti mau meledak karena murka bukan kepalang.
"Hemm, perempuan iblis.......!" Dia memaki. Dan cepat sekali tubuhnya melesat, dia telah menerjang kepada perempuan itu, sepasang tangannya bergerak dengan menggunakan seluruh tenaga dalamnya.
Tapi perempuan itu yang dilihat dari cara berpakaiannya memperlihatkan dia seorang wanita pengelana, tidak gentar. Dia sama sekali tidak bermaksud berkelit dari serangan Hek-sim-houw. Dia menantikan di tempatnya.
Waktu pukulan Hek-sim-houw akan tiba, tahu-tahu tangan perempuan itu diulurkan ke depan.
"Bukk!" Telak sekali kedua tangan perempuan itu menghantam dada Hek-sim-houw.
Gagal keinginan Hek-sim-houw buat menyerang perempuan tersebut.
Malah celakanya buat dia, tubuhnya seketika terpental ke tengah udara, ambruk lagi dengan mengeluarkan suara bantingan yang keras dan juga dia pingsan tidak sadarkan diri.
Semua orang yang melihatnya jadi tertawa sedangkan perempuan itu dengan sikap gagah berdiri tegak, ia mengangkat kepalanya.
"Saudara-saudara sekalian!" Katanya dengan suara yang nyaring tentunya, "kedatangan saudara-saudara sekalian di desa ini memiliki tujuan yang sama denganku, yaitu ingin menghadiri pertemuan para pendekar gagah, bukan?"
Di tanya begitu, banyak orang-orang di dalam ruang rumah makan itu mengiyakan.
"Bagus!" Kata perempuan itu lagi. "Aku adalah Ang Hoa Liehiap, akupun ingin menyaksikan pertemuan itu! Tahukah kalian pertemuan itu akan diselenggarakan di sebelah mana dari dusun Yang-cung ini?"
"Tidak!" Jawab orang-orang itu serentak,
Mereka terkejut, mendengar wanita itu adalah Ang Hoa Liehiap, seorang pendekar wanita yang sangat terkenal di dalam rimba persilatan pada waktu di belakang ini. Pendekar wanita Bunga Merah, yang liehay tangannya maupun pedangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Aneh Seruling Sakti
FantasyCinkeng ini merupakan lanjutan dari "Anak Rajawali".