Jilid 126

1.5K 32 0
                                    

Kim Lo tidak bergerak dari tempatnya berada, dia berdiri tegak menyaksikan menyambarnya Ang-sian Sienie.

Dalam keadaan seperti itu Kim Lo sudah memutuskan dia harus memperlihatkan sedikit kepandaiannya agar Ang-sian Sienie dan Pek Ie Siu-cay, agar tak terlalu besar kepala.

Setelah memutuskan begitu, segera juga ia bersiul nyaring sekali, tahu-tahu tubuhnya berputar dan entah dengan cara bagaimana Kim Lo sudah mengeluarkan serulingnya. Dengan serulingnya itu dia memutari Pek Ie Siu-cay maupun Ang-sian Sienie, buat mencari kesempatan yang bisa dipergunakan merubuhkan lawannya.

Setelah berputar sekian lama, serulingnya itu menyambar-nyambar seakan juga sinar petir cepat dan sulit untuk di ikuti oleh pandangan, mata biasa.

Kim Lo memang sudah mengeluarkan ilmu serulingnya yang tertinggi, hal ini membuat Ang-sian Sienie harus berusaha mati-matian untuk menghindarkan diri dari setiap sambaran ujung seruling itu.

Kim Lo melihat, dalam tiga jurus lagi dia bisa merubuhkan Ang-sian Sienie, karena waktu itu rupanya nie-kouw itu sudah mulai jatuh di bawah angin dan terdesak hebat.

Ketika melihat Kim Lo menjejak tanah, tubuhnya melambung ke tengah udara, nie-kouw itu juga menjejakan kakinya. Tubuh Kim Lo seperti burung rajawali layaknya, menyambar keprada Ang-sian Sienie seperti seekor burung rajawali yang tengah mengincar jiwa mangsanya.

Tubuh mereka berdua saling menyambar mendekati, sampai akhirnya tampak mereka sudah terpisah dekat sekali, dimana masing-masing mengulurkan tangan mereka dan saling bentrok di tengah udara.

Benturan tenaga mereka sangat kuat sekali, kemudian tubuh mereka terpental ke belakang. Malah Ang-sian Sienie terpental sampai delapan tombak lebih dan meluncur turun di tanah.

Tubuh Kim Lo cuma terpental empat tombak, kemudian dapat turun berdiri di tanah, dengan baik. Memang melihat dari peristiwa ini, di mana Kim Lo dengan Ang-sian Sienie mengadu jiwa, tampaknya kepandaian Kim Lo menang setingkat dari si nie-kouw.

Waktu itu Kim Lo tidak mau membuang-buang waktu di saat sepasang kakinya menginjak tanah, cepat bukan main ia segera juga menjejak tanah lagi. Tubuhnya melesat pula menerjang kepada nie-kouw tersebut, sambil sepasang tangannya sudah menghantam bertubi-tubi kepala si nie-kouw.

Sebelumnya benturan tenaga mereka yang terjadi tadi, telah membuat nie-kouw tersebut merasakan napasnya sesak, juga matanya agak berkunang-kunang. Namun walaupun bagaimana dia tidak bisa berdiam diri saja menerima hantaman yang dilakukan oleh Kim Lo, kalau sampai dia menerima hantaman tersebut, niscaya akan menyebabkan dia terbinasa atau sedikitnya terluka berat.

Cepat sekali si nie-kouw memutar sepasang tangannya. Tangan kanannya mencekal hud-timnya sudah mengibas juga. Karena dia dengan hud-timnya hendak menotok jalan darah di tubuh Kim Lo. Sedangkan tangan kirinya berusaha membendung dan menahan tenaga terjangan Kim Lo.

Tubuh mereka berada berhadapan dengan posisi yang cukup berbahaya. Sebab memang di waktu itu Kim Lo sudah mengerahkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya, sedangkan si nie-kouw pun telah mengempos semangatnya.

Karena dari itu, mereka seakan juga hendak mengadu jiwa. Tenaga mereka saling bentrok di tengah udara.

Kim Lo sudah menarik pulang tenaganya begitu saling bentrok dengan tangan si nie-kouw berkelit juga dari sambaran ujung hud-tim si nie-kouw.

Semuanya dilakukan oleh Kim Lo cepat sekali, membuat si nie-kouw kehilangan keseimbangan tubuhnya. Karena diwaktu ini dia tengah memusatkan seluruh tenaganya, malah tenaga mereka sudah saling bentrok satu dengan yang lainnya, sehingga si nie-kouw mengempos seluruh tenaganya.

Pendeta wanita itu ingin mengadakan perlawanan, yang gigih dan untuk kagetnya, mendadak tenaga dorongan dari Kim Lo sudah lenyap. Malah diwaktu itu seketika tubuhnya terjerunuk ke depan.

Pendekar Aneh Seruling SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang